CRUSH ON YOU
Character :
- Juni
- Diki
- dan pemeran sampingan lainnya
Genre :
- family
- friendship
- Juni
- Diki
- dan pemeran sampingan lainnya
Genre :
- family
- friendship
Crush on You
~Juni POV~
Hallo semuanya, kenalin nama aku Juni. Kalian pasti mikir kalau aku lahir dibulan "Juni", jawabannya salah. Aku lahir dibulan Agustus, entah apa yang dipikirkan orangtuaku saat memberikan nama ini kepadaku. Tapi sudahlah itu udah gak penting lagi.
Yang mau aku ceritain saat ini kekalian adalah aku punya seorang yang aku suka. Kalau bahasa sekarangnya sih crush. Ya pokoknya gitu deh. Aku sama crush aku ini satu angkatan dikampus. Satu fakultas juga. Hanya saja kami beda jurusan. Nama crush aku itu Diki.
Diki anak jurusan sastra Jepang sedang aku jurusan sastra Indonesia. Karena jarak fakultas ku sama diki lumayan jauh. Gak jauh jauh banget sih. Cuma yaa jadi jarang liat. Aku cuma bisa liat dia kalau lagi ikut acara organisasi fakultas. Itupun agak susah ngeliat dia. Dan akupun kurang aktif ikut dalam organisasi.
Saking asiknya ngelamun, sampai-sampai aku gak sadar kalau hp ku berdiring dari tadi. Ah ternyata telefon dari Ami, ami ini teman satu kosan ku.
"Hallo, apa mi??" Tanya ku
"Juni~ jadi beli makan bareng gak??" Ujar Ami
"Jadi-jadi... Elu dimana mi? Udah balik belom? " tanya ku kembali.
"Udah balik, tapi ini lagi di Teknik. Duluan aja ke kosannya. Nanti ketemuan di depan tempatnya si Bude aja. Biar langsung beli makan" jawab Ami
"Oke deh. Tiati yaa" ujar ku mematikan telefon. Segera saja aku bergegas pulang kekosan. Jarak antara kampus ku dengan kosan tidaklah jauh. Yaa sekitar 10menit jalan aku sudah bisa sampai lingkungan kosanku.
Sesampainya di tempat janjian ku dan Ami, aku langsung mengambil tempat duduk favorite kami kalau biasa makan disini.
" eh Juni, kok sendirian aja Ami mana?" Tanya Bude sang pemilik tempat makan
"Sama Ami kok bude, Aminyanya masih otw. Aku pesen makannya nanti aja ya bude. Bareng Ami " ujar ku dan diangguki oleh Bude.
Tak lama Ami pun datang dengan cengiran lebar diwajahnya.
"Juni maaf ya lama, udah pesen makan belom?" Tanya Ami sambil duduk di depan ku
"Belum, tadi nungguin elu. Mau makan apa?" Tanya ku sambil melihat-lihat menu
" hmmm.. Apaan ya?? Yang biasa aja deh. Bingung mau makan apa. Elu mau apa jun? " tanya Ami
" Ayam lada hitam kayaknya enak. Itu aja kali ya? Ama es teh. BUDE! MAU PESEN" ujar ku agar berteriak
Tak lama seorang datang untuk mencatat pesanan kami.
"Mau pesen apa mba jun?" Tanya orang itu
"Aku ayam asam manis sama teh jeruk ya mas zaki" jawab Ami. Yaa begitulah disini yang dipanggil selalu bude, mau pesan panggil bude, mau bayar panggil bude tapi yang melayani pasti selalu bukan bude. Karena kebiasaan jadinya gitu deh. Hehehe
"Aku ayam geprek sama es teh aja mas" jawab ku
"Lah gak jadi lada hitam ni?? Capek capek pilih menu akhirnya itu itu lagi. Emang bener si juni " celetuk Ami.
"Hehehehe. Abis kayaknya ayam geprek lebih menggoda" sahut ku
~ End POV~
Ditengah-tengah menunggu makanan datang, Juni dan Ami memutuskan untuk mengobrol atau lebih tepatnya bergosip.
"Eh Juni, lusa nanti mau ikut ke tempat latihan atlit buat lomba gak?" Tanya Ami
" hah? Ngapain? " tanya Juni bingung
" ya nontonin aja, kasih semangat sebelum perlombaan. Lagian si feni kalau gak salah ikut badminton kan? Temen sejurusan sendiri kagak disemangatin -__- " ujar Ami
" eh iya sih, kemarin feni juga udah ngomong disuruh dateng nonton dia latihan. Terus elu kesana mau liat siapa? Anak jurusan lu ada yang ikut?" Tanya Juni lagi.
"Ada... Ikut lomba catur. Tapi gue mau nontonin danu hahahahaha " jawab Ami
"Dih dasar bucin" ledek Juni
" yaa gimana ya Jun, orang disuruh nonton sama danunya. Yaa aku sih nurut aja mumpung lusa libur. Eh iya si diki kan juga ikut lomba. Sekalian aja tuh tontonin kasih semangat. Kali-kali bisa liat diki lama" goda Ami
" dih kenal aja enggak, ngapain tontonin" ujar Juni salah tingkah
" gak mungkinlah ni, diki gak kenal kita. Walau diem-diem gitu pasti dia tau anggotanya lah. Secata diakan wakil terus dari awal kita semua masih anggota aja dia pasti tau kita. Dari jurusan sastra indo tuh gak banyak. Apalagi jurusan gue cuma 3 orang yang ikut" ujar Ami meyakinkan
" yaaa elu kan pasti dikenal kan pernah satu kepanitiaan bareng diki dulu. Gue kan jarang ikut gituan. " jawab Juni dan setelah itu makanan kami datang. Dan acara ngobrolnya pun berlanjut sambil makan.
~skip time~
Pukul 10 pagi, Juni dan Ami udah bersiap-siap untuk pergi ketempat pelatihan para atlit. Karena jarak yang ditempuh lumayan jauh dan mereka menggunakan kendaraan umum, sehingga mereka harus berangkat lebih cepat supaya bisa melihat ke beberapa tempat latihan.
Pukul 12 lebih 15 menit mereka sampai ditempat pelatihan. Banyak sekali orang yang berlalu-lalang disana. Entah yang melakukan persiapan lomba, panitia atau pun kerabat yang datang menyemangati.
Sesampainya disana, mereka berdua segera mencari mushola untuk sholat zuhur. Selesai sholat zuhur, Juni dan Ami memutuskan untuk makan siang dulu bersama feni dan teman sejurusan Juni yang lainnya. Sebelum feni melakukan latihannya kembali.
Setelah makan, juni dan yang lainnya bergegas untuk menemani feni latihan. Karena keasyikkan ngobrol membuat feni nyaris sedikit terlambat untuk latihan.
~ End POV~
~Juni POV~
Satu jam berlalu sejak sesi latihan feni selesai, feni langsung menyampiri kami untuk sekedar istirahat sebelum melanjutkan ke sesi berikutnya.
"Loh Jun, Ami kemana?" Tanya feni sambil meminum airnya
" ke tempat voli, biasa mau bucin " jawab ku dan di angguki oleh feni
"Oh iya, fen nanti jam 4an, aku gak bisa lanjut nonton ya. Udah janji sama Ami mau nemenin dia nonton temennya" lanjut ku lagi
" gak apa si juni, kan ada kita kita. Santai " sahut Putri dan diangguki oleh yang lain.
Sekitar pukul 4 sore, Ami datang kembali ketempat area badminton, ia datang menjemput aku untuk pergi ketempat diki.
Diluar gedung, sudah ada Ami dan pacarnya Danu yang sedang berbincang.
"Maaf lama, tadi nunggu feni selesai sesi" jawab ku tak enak pada Danu. Kenapa sama Ami enggak? Karena ami pasti gak peduli selama ada danu, dasad bucin. Berbeda dengan danu. Karena aku gak terlalu deket dengannya jadi aku merasa tak enak.
" Gak apa juni. Toh sesi latihan disana baru mulai setengah 5" jawab Ami
Kami ber3 pun berjalan menuju area latihan Diki. Kalian pasti penasaran diki mengikuti latihan apa. Dia sebagai atlit apa.
Tolong jangan berfikir, olahraga yang membutuhkan energi yang berat atau pun Berkeringat. Tolong jauhkan pikiran kalian dari itu. Diki itu atlit Game. Iya game, entah apa nama gamenya tapi pada zaman ini, dunia game sudah memiliki eksistensi di dunia perlombaan.
Tempat latihan untuk atlit game sungguh berbeda dengan yang lain. Mereka berada disebuah ruang yang dingin dan ber-AC duduk tenang didepan komputer atau laptop (kalau yang gak kebagian komputer). Sungguh berbeda sekali dengan gedung gedung lain. Gendung ini juga dilengkapo layar besar menampilkan secara bergantian permainan yang sedang berlangsung.
" kalian kesini mau nontonin siapa?" Tanya danu
"Kita?? Mau nonton si aww! Aduh juni sakit " pekik Ami sambil mengusap lengannya yang aku cubit
Aku langsung menatap Ami tajam dan memberi kode untuk tidak memberitahukan kalau kami ingin melihat diki.
"Gak boleh dikasih tau. Nanti aku dicubit lagi. Rahasia jadinya " jawab Ami sambil nyengir kearah danu. "Terus kamu kesini mau nonton siapa?" Lanjut Ami
"Jeremi sama rizky" jawab danu
~End POV
Sesi pertama pun berakhir, beberapa peserta pelatihan memilih untuk menjauh dari meja bermain mereka. Untuk sekedar bercengkrama dengan teman atau pun melakukan hal yang lain.
Terlihat 3 pria menghampiri Juni dan yang lain.
"Hoi. Dan" sapa rizki sambil melakukan tos dengan danu
" eh ada Ami. Hai mi. Hai juga temennya Ami" sapa jeremi so akrab
Mereka ber 3 (jeremi, rizki dan diki) langsung duduk berhadapan dengan juni, Ami dan danu. Mereka semua mengobrol dengan santai. Kecuali satu orang, Juni ia sedikit merasa tidak nyaman. Selain tidak terlalu mengenal temannya danu, ada diki disana yang membuat Juni jadi sedikit salah tingkah.
" eh dan, dik gue ke toilet dulu ya. Kalau udah mau mulai kabarin" ujar rizki sambil berlalu
" gue juga deh, mau ngerokok bentar " sambut jeremi ikut meninggalkan kelompok.
Akhirnya tersisa Juni, Ami , Danu dan Diki. Mereka ber3 sih cuek saja mengobrol karena saling mengenal. Walau Ami tidak terlaly dekat dengan diki. Berbeda dengan juni yang masih saja canggung, walau Ami terus berusaha membuat juni ikut bergabung.
"Oh iya, Ami nanti pulangnya sama aku ya" ujar danu tiba-tiba
" hah? Gak bisalah dan. Akukan berangkat sama Juni. Kalau aku balik sama kamu, nanti juni sama siapa?? " tolak Ami
" tapi disuruh kerumah sama bunda, suruh ambil oleh-oleh" sahut danu kekeuh
" tapi nanti juni balik sama siapa danuuuu??? Kamu kan bawa motor gak bawa mobil" jawab Ami ga mau kalah
" udah-udah, Juni balik sama gue aja " sahut Diki tiba-tiba. "Kosan lo dideket kampus kan?" Lanjut diki.
" eh?? Gak usah . Gak usah gue bisapulang sendiri kok " sahut Juni tiba tiba panik.
" tuh ada diki yang anter" sahut danu
" gak apa, gue juga mau kekampus dulu ada yang mau diambil di sekre" jawab Diki
"Juni... Balik sama diki aja ya. Udah malem juga. Gak baik balik sendiri" ucap Ami khawatir tapi matanya mengisaratkan menggoda Juni
"I-iya deh. Balik bareng" jawab Juni akhirnya
" oke. Tapi tunggu sampai jam 7 ya, baru bisa pulang. Gak apakan? "kata diki
" gak apa kok" jawab juni
Setelahnya Diki langsung kembali ke tempatnya, karena sesi kedua dan terakhir segera dimulai. Pukul setengah 8, diki baru menyelesaikan sesi latihannya. Setelah selesai diki langsung terburu-buru menghampiri juni dan yang lain.
" sorry-sorry agak lama. Stage terakhir lumayan sulit" ujar diki menyesal
" gak apa kok" sahut juni
Selesai membereskan barang, mereka ber6 langsung menuju parkiran untuk pulang. Jeremi dan rizki berpisah ditengah karena mereka memarkirkan motor di selatan. Sedangkan diki dan danu parkir dibarat.
" nih helmnya, semoga gak kegedean" ujar diki menyodorkan helm kepada juni
" makasih" sahut juni malu malu
"Diki! Titip temen gue ya. Jangan diculik jangan ditinggalin ditengah jalan. Turunin didepan kosan gue. Jangan dikampus" ceramah Ami
"Iyaa mi.. Iyaaa... Gak bakal gue turunin dikampus kok" jawab diki meyakinkan ami.
" awas lu bohong. Besok gue ketok pala lu ampe boong" kata ami dan segera ditarik pergi oleh danu menuju motor mereka.
~End POV~
~Juni POV~
Sepanjang perjalanan pulang, hanya sunyi yang menemani kami tidak ada yang membuka percakapan sama sekali.
Untungnya malam ini tidak hujan dan sedikit berangin, untung aku selalu membawa membawa jaket. Sehingga dapat menghalau angin malam .
"Hmmm juni spbu dulu, bensinya sekarat" ujar diki pelan tapi aku masih mendengarnya.
Keadaan spbu cukup ramai, ada 7 motor lagi sebelum giliran kami. Dan lagi lagi keheningan yang menemani kami. Sampai akhirnya
" juni, udah makanbelum?" Tanya diki
"Belum nih dik" jawab ku
" nanti mau mampir ke emsidi dulu gak? Aku agak laper. Tapi kalau kamu udah mau pulang gak apa" ujar diki padaku
" ah gak apa kok dik, mampir dulu emsidi. Aku juga belum makan" sahut ku cepat
"Oke deh" jawabnya
Setelah mengisi bensin, kami langsung melanjutkan perjalanan menuju emsidi. Keadaan emsidi cukup ramai, mengingat tempat ini tidak terlalu jauh dari kampus kami.
Kami pun mencari tempat duduk sebelum memesan, takut tidak ada tempat, tetapi sudah memesan makanan. Masa makannya berdiri, kan gak mungkin.
" juni mau pesen apa? Nanti gue yang pesenin" kata diki
" eh gak usah dik, nanti gantian aja pesennya" jawab ku
" gak apa, sekalian aja. Biar langsung makan. Udah laper kan?" Ujar diki
" hmm...aku pesen combo 1 aja. Minumnya estee" ucap ku sambil berusaha mengeluarkan dompet. Saat aku ingin memberikan uangnya, diki sudah pergi mengantri. Aku hanya bisa melihat sambil menghela nafas.
Selang 15menit, diki datang dengan nampan berisi makan malam kami. Ia segera menaruh nampan tersebut dimeja dan tersenyum "nih makananya" ujarnya
" makasih dik, maaf ngerepotin" ucap ku sambil membantunya menata makanan
" sama-sama dan gak ngerepotin sama sekali kok " sahut diki
" oh iya, pesenan aku jadinya berapa?" Tanya ku sambil meniup-niup nasi
" gak usah bayar, gue traktir. Itung-itung makasih udah dateng support" jawab diki sambil mengunyah burgernya
"Eh?? Serius? Jangan gitu ah. Aku gak apakok" jawab ku masih kekeuh
" dih dibilangin gak apa. Udah udah pokoknya hari ini gue traktir" ucap diki final
Setelah perdebatan kecil tadi, keheningan kembali tercipta. Aku sama sekali tidak tau harus memulai obrolan seperti apa. Jadi aku hanya diam sambil menikmati makan malamku.
~End POV~
Karena terlalu hening, akhirnya diki memutuskan untuk membuka pembicaraan disela-sela makan mereka.
"Hmm.. Juni ambil jurusan apa? Bahasa indonesia ya?" Tebak diki
" eh? Iya. Tapi aku ambil sastra indonya" jawab Juni
" oh sastra indo. Tadinya gue juga mau masuk indo. Tapi bahasa indonesia. Cuma keburu keterima di sastra jepang. Jadi yaudah diambil aja" ucap diki
"Asik gak sih belajar bahasa negara sendiri?" Tanya diki
" hmm.. Gimana ya, karena aku ambilnya sastra jadi kayak lebih memaknai sebuah frasa sih. Bukan kayak belajar gimana EYD itu. Tapi tetep belajar walau gak dalam. Lebih kearah sastranya" jawab Juni
" wih asik tuh. Kapan-kapan bisa kali ajarin gue bikin puisi" ujar diki
" eh.. I-iya boleh kok boleh. Na-nanti berkabar aja " ujar Juni malu malu.
Dari situ, percakapan demi percakapan bergulir. Juni sudah tidak terlalu canggung untuk mengobrol dengan diki. Walau masih deg degan dan gak bisa mandang langsung kemata diki. Juni udah luar biasa senang dengan keadaan yang sekarang.
Selesai makan dan berbincang. Diki dan juni memutuskan untuk pulang segera pulang. Karena hari sudah sangat larut.
Hanya butuh 10menit untuk sampai didepan kosan Juni. Sesampainya disana diki langsung berpamitan pulang.
" balik dulu ya juni. Assalamualaikum" ucap diki sambil melajukan motornya
" iya, waalaikumsalam dik. Hati hati dijalan" jawab Juni sambil melambaikan tangan walau diki gak melihatnya karena ia sudah berbalik pergi.
Setelah diki sudah tak terlihat lagi, juni bergegas masuk kedalam kosannya, saat masuk kamar kondisi kamar masih gelap gulita pertanda Ami belum pulang.
"Dasar bucin, pasti masih pacaran" ujar Juni sembari membereskan pakaian untuk segera mandi. Mengingat sudah pukul 10 malam, ia ingin bergegas tidur supaya tidak terlambat untuk esok hari.
- pagi hari-
Pagi saat Juni bangun, iya bergegas mengecek hpnya karena bunyi notif yang cukup kencang. Saat membuka chat 2 dari atas, ia melihat nomor asing yang mengirimkan pesan. Segeralah ia buka chat itu.
-isi pesan-
* assalamualaikum, Juni ini diki. Maaf ganggu malam-malam.
* gue baru ingat, kalau helm gue masih di elu. Kemarin malem pas helmnya ada ditangan gue ingetnya itu helm elu.
* sorry ya juni. Kamu besok ada kelas gak?? Selesai jam berapa? Boleh ketemu gak? Sekalian ambil helm.
Crush on you
-Tamat-
Yey! Kelar juga akhirnya cerita ini. Cerita ini dibuat untuk merayakan ulang tahun teman ku pada tanggal 8 agustus. Juni dalam cerita ini teman ku yang berulang tahun. Dan tentu saja namanya disamarkan.
So, buat temanku terzeyeng selamat ulang tahun. Semoga suka sama ceritanya, walau gak jelas banget. Gue harap lu suka ceritanya dan sehat selalu. Dan terus maju kedepan. Semangat yaaaa.
(Disclaimer , nama-nama tokoh di cerita ini semuanya di samarkan. Jadi ini bukan nama real dari tokohnya. Oke itu aja thank you)
Selang 15menit, diki datang dengan nampan berisi makan malam kami. Ia segera menaruh nampan tersebut dimeja dan tersenyum "nih makananya" ujarnya
" makasih dik, maaf ngerepotin" ucap ku sambil membantunya menata makanan
" sama-sama dan gak ngerepotin sama sekali kok " sahut diki
" oh iya, pesenan aku jadinya berapa?" Tanya ku sambil meniup-niup nasi
" gak usah bayar, gue traktir. Itung-itung makasih udah dateng support" jawab diki sambil mengunyah burgernya
"Eh?? Serius? Jangan gitu ah. Aku gak apakok" jawab ku masih kekeuh
" dih dibilangin gak apa. Udah udah pokoknya hari ini gue traktir" ucap diki final
Setelah perdebatan kecil tadi, keheningan kembali tercipta. Aku sama sekali tidak tau harus memulai obrolan seperti apa. Jadi aku hanya diam sambil menikmati makan malamku.
~End POV~
Karena terlalu hening, akhirnya diki memutuskan untuk membuka pembicaraan disela-sela makan mereka.
"Hmm.. Juni ambil jurusan apa? Bahasa indonesia ya?" Tebak diki
" eh? Iya. Tapi aku ambil sastra indonya" jawab Juni
" oh sastra indo. Tadinya gue juga mau masuk indo. Tapi bahasa indonesia. Cuma keburu keterima di sastra jepang. Jadi yaudah diambil aja" ucap diki
"Asik gak sih belajar bahasa negara sendiri?" Tanya diki
" hmm.. Gimana ya, karena aku ambilnya sastra jadi kayak lebih memaknai sebuah frasa sih. Bukan kayak belajar gimana EYD itu. Tapi tetep belajar walau gak dalam. Lebih kearah sastranya" jawab Juni
" wih asik tuh. Kapan-kapan bisa kali ajarin gue bikin puisi" ujar diki
" eh.. I-iya boleh kok boleh. Na-nanti berkabar aja " ujar Juni malu malu.
Dari situ, percakapan demi percakapan bergulir. Juni sudah tidak terlalu canggung untuk mengobrol dengan diki. Walau masih deg degan dan gak bisa mandang langsung kemata diki. Juni udah luar biasa senang dengan keadaan yang sekarang.
Selesai makan dan berbincang. Diki dan juni memutuskan untuk pulang segera pulang. Karena hari sudah sangat larut.
Hanya butuh 10menit untuk sampai didepan kosan Juni. Sesampainya disana diki langsung berpamitan pulang.
" balik dulu ya juni. Assalamualaikum" ucap diki sambil melajukan motornya
" iya, waalaikumsalam dik. Hati hati dijalan" jawab Juni sambil melambaikan tangan walau diki gak melihatnya karena ia sudah berbalik pergi.
Setelah diki sudah tak terlihat lagi, juni bergegas masuk kedalam kosannya, saat masuk kamar kondisi kamar masih gelap gulita pertanda Ami belum pulang.
"Dasar bucin, pasti masih pacaran" ujar Juni sembari membereskan pakaian untuk segera mandi. Mengingat sudah pukul 10 malam, ia ingin bergegas tidur supaya tidak terlambat untuk esok hari.
- pagi hari-
Pagi saat Juni bangun, iya bergegas mengecek hpnya karena bunyi notif yang cukup kencang. Saat membuka chat 2 dari atas, ia melihat nomor asing yang mengirimkan pesan. Segeralah ia buka chat itu.
-isi pesan-
* assalamualaikum, Juni ini diki. Maaf ganggu malam-malam.
* gue baru ingat, kalau helm gue masih di elu. Kemarin malem pas helmnya ada ditangan gue ingetnya itu helm elu.
* sorry ya juni. Kamu besok ada kelas gak?? Selesai jam berapa? Boleh ketemu gak? Sekalian ambil helm.
Crush on you
-Tamat-
Yey! Kelar juga akhirnya cerita ini. Cerita ini dibuat untuk merayakan ulang tahun teman ku pada tanggal 8 agustus. Juni dalam cerita ini teman ku yang berulang tahun. Dan tentu saja namanya disamarkan.
So, buat temanku terzeyeng selamat ulang tahun. Semoga suka sama ceritanya, walau gak jelas banget. Gue harap lu suka ceritanya dan sehat selalu. Dan terus maju kedepan. Semangat yaaaa.
(Disclaimer , nama-nama tokoh di cerita ini semuanya di samarkan. Jadi ini bukan nama real dari tokohnya. Oke itu aja thank you)
Comments
Post a Comment