weißem und braunem Zucker
Cast :
-Na Jaemin (NCT)
- Ayumi Kazaki
-NCT member
Genre: Fluff, and Family life
Type of story : Twoshoot
Pagi yang hangat menyinari sebuah ruangan. Terlihat sebuah gumpalan besar diatas kasur masih terlelap. Bukannya bangun, gumpalan atau bisa kita panggil wanita itu merapatkan kembali selimutnya. hingga sebuah suara berhasil membuatnya terjaga dari tidur lelapnya.
" AYUMI!" teriak seseorang " mau sampai kapan kau tertidur?! cotton saja sudah sarapan dan pergi berjemur" lanjut suara tersebut
" baiklah baiklah kaachan~ tidak perlu berteriak seperti itu" ujar ayumi sambil mengucek mata ku dan mulai berjalan kekamar mandi
30menit berlalu, ayumi segera turun untuk menemui sang ibu yang ternyata sedang bersantai dikebun bersama sang adik.
"kaachan~ pagii" ujar ayumi sambil menyunggingkan senyum tak bersalah karena bangun telat
"jam segini kau bilang ini pagi?" ketus sang ibu
" ayolah kaachan ini masih jam 10 ini masih termasuk pagi" jawab sang adik
" kenapa kau jadi membela kakak mu hitomi?" ujar sang ibu " sudah sana kau sarapan dan pergi ikut touchan mengambil keperluan" lanjut sang ibu
" eh??! kenapa harus aku?" tanya Ayumi kaget " Inikan tugas hitomi kaachan. aku harus pergi ke toko untuk mengecek barang yang akan datang" melas ayumi
" tidak ini hukuman untuk mu karena bangun lebih siang dari pada cotton dan kau lupa? kalau adikmu ini terkilir" jawab sang ibu
"ish kaachan, cotton kan cuma kebetulan bangun lebih cepat dari ku. lagi pula kucing itu sudah tidur kembali lihat" ujar ayumi menunjuk segumpalan kucing dibawah pohon rindang
" sudah-sudah tidak ada alasan lagi. sana pergi sebelum touchan marah karena kau lambat" usir sang ibu
"ish.. arra arra~" ujar ayumi mengecup pipi sang ibu dan mengusak rambut sang adik sebellum pergi sarapan
Sampai dimeja makan, dilihatnya 2buah kimbab yang belum terpotong, segeralah ayumi mengambil kotak makan dan mengambil botol minum untuk dibawanya pergi, karena sudah sedikit terlambat untuk mengambil keperluan. ia pikir bisa sambil makan diperjalanan. mengingat sang ayah yang akan menyetir.
Ayumi segera bergegas mengambil jaketnya yang mengantung di ruang depan dan segera menghampiri sang ayah. saat sampai didepan pintu dilihatnya sang ayah dengan pandangan aneh. Bagaimana tidak aneh? sang ayah yang biasanya selalu rapih walau hanya pergi ke halte seberang komplek, sekarang duduk santai dengan koas putih belelnya dan celana pendek garis-garis dan jangan lupakan koran yang dipegangnya.
"Touchan? kenapa belum rapih? bukannya sudah agak terlambat?" tanya ayumi bertubi-tubi
"hmm?? siapa yang mau pergi?" jawab sang ayah
" loh?! tadi kaachan bilang aku disuruh menemani touchan mengambil keperluan" ujar Ayumi
" Ah itu... memang aku menyuruh mu pergi mengambil keperluan. tetapi kau tidak pergi dengan touchan. kau akan diantar jaemin kesana" ujar sang ayah santai
" APA?! " ujar ayumi kaget
End POV
Ayumi POV
" Ah itu... memang aku menyuruh mu pergi mengambil keperluan. tetapi kau tidak pergi dengan touchan. kau akan diantar jaemin kesana" ujar sang ayah santai
" APA?! " ujar ku kaget bagaimana tidak kaget, aku harus pergi dengan jaemin tetangga rumah sebelah , tetangga masa kecil ku. walau kami tetangga masakecil bukan berarti kami sangat dekat, hubungan dekat kami terputus sejak memasukkin kelas 3 SD, karena kesibukkan belajar kelompok dan beberapa les yang aku ikuti. Ah tidak berlaku sebenarnya untuk Hitomi bocah itu masih berhubungan baik, dekat malah dengan jaemin. berbeda dengan ku yang hanya saling menyapa apabila berpapasan. sisanya jangan mengharapkan yang lain.
"Ah touchan aku pergi sendiri saja, tidak baik merepotkan tetangga sepagi ini" ujar ku agar rencana touchan batal
" tidak, ada beberapa barang berat yang diambil hari ini. touchan tau kau kuat, beberapa hari ini kaukan sering mengeluh punggungmu sakit. sudah sudah sana jaemin sudah datang juga " ujar sang ayah sambil menunjuk jaemin yang sedang membuka pagar rumah kami
" selamat pagi Paman, maaf sedikit terlambat" sapa jaemin dengan senyum kelincinya
" Pagi jaemin, tidak masalah. hari ini pengiriman barang juga terlambat kok. oh iya hari ini kau pergi dengan ayumi ya. paman harus langsung pergi ke toko. ada meeting dengan client" ujar touchan sambil menyerahkan kunci mobil kepda jaemin
" tidak masalah paman" jawab jaemin mengambil kunci yang diberikan
" ah iya, ayumi touchan pinjam mobil mu ya" ujar touchan tiba-tiba
" eh? kalau touchan pakai mobil ku. aku nanti ke toko naik apa?? akukan tidak bisa membawa mobil touchan" ujar ku sambil cemberut
"kau bisa pakai motor Hatomi, ah tidak terlalu tinggi untuk mu. pakai saja Vespa ibu mu atau nanti minta jaemin antar dengan mobil touchan" ujar touchan enteng " sudah nanti kalian terlambat, dimana kau menaruh kunci mobil?" tanya touchan
" tentu saja digantungan tempat semua kunci, memang touchan mengizinkanku menyimpan kunci mobil dikamar?" ujar ku
"tentu tidak, nanti kau akan kabur. sudah sana berangkat" usir touchan
Setelah pengusiran ku dan jaemin, kami segera menaiki mobil dan bergegas ketempat pengambilan barang. Disepanjang perjalanan menuju tempat tujuan kami terasa begitu canggung, walau jaraknya tidak terlalu jauh 45menit, tetapi tetap saja terasa lama apabila dengan orang yang kurang akrab dengan mu.
Karena tidak ada obrolan yang terjadi, dan akupun belum sarapan aku memutuskan untuk sarapan dengan gimbab yang ku bawa.
" hmm... jaemin apakah kau sudah sarapan? aku membawa gimbab" ujar ku menawarinya
" ah kebetulan aku belum sarapan, terimakasih aku akan memakannya" ujar jaemin, segera saja ku beri gulungan gimbab yang tidak sempat ku potong itu dengan perasaan malu
" maaf ya, gimbabnya tidak ku potong, kunpikir tadi akukan pergi dengan touchan" ujar ku malu, karena harus makan dengan tidak elitnya. ugh jadi terkesan rakus apabila makan seperti itu.
segera saja ku lahap perlahan gimbabku, tidak ingin makan dengan suapan besar oh ayolah kana sangat memalukan apabila makan seperti itu disaat seperti ini. saat ku ingin melahap lagi gimbabku, kulihat jaemin kesulitan membuka gimbab dengan satu tangannya. segera ku ambil gimbab tersebut dan membukakkanya untuk jaemin. saat aku ingin menyerahkan kembali giimbab miliknya, tangan jaemin sudah memegang kopling kembali.
" jaemin...? apakah kau bisa makan ini snediri? mau ku suapi?" tanya ku entah apa yang ada diotakku sehingga dengan bodohnya menawari untuk menyuapinya.
" eh?......" ujar jaemin " bisakah?" tanya jaemin setelah diam beberapa saat.
"te-tentu, apabila kau tak keberatan" jawab ku sambil menyuapi gimbab pada jaemin. sungguh sangat memalukan. tidak pernah berbincang jarang bertegur sapa, tiba-tiba saat ini malah terjebak menyupinya sarapan. sungguh hari yang sangat membingungkan.
Jaemin menerima suapan ku sambil fokus menyetir, entah kenapa hari ini begitu ramai dengan kendaraan dan orang berlalu lalang.
" kenapa hari ini ramai?" gumam ku pada diri sendiri, tetapi masih bisa didengar oleh jaemin
" hari ini dan besok akan ada festival tahun untuk memperingati tempat ini" ujar jaemin
" eh? benarkah? aku baru tau" ujar ku
" yup, kau tidak pernah datang ke festival ini?" tanya jaemin sambil mengunyah makanannya
" hm.... biasanya kalau seperti ini toko orang tuaku sedang ramai pesanan, sehingga aku harus turun tangan membantu" ujar ku
" ah benarkah? padahal festival disini lumayan menyenangkan. apalagi katanya tahun ini akan mengundang grup yang sedang hits saat ini. hmm siapa? n..nct123?" ujar jaemin tidak yakin
" apa? NCT 127??!" pekik ku kaget " ah maaf" ujar ku sadar karena volume suaraku yang tiba-tiba membesar
" ah benar. nct 127. kenapa? kau menyukai mereka?" tanya jaemin yang dijawab dengan anggukkan kecil oleh ku.
" kalau begitu kau harus datang menonton festival tahun ini" ujar jaemin : hmm, ayumi boleh aku minta kopi ku" lajut jaemin
" kopi?? ah tentu saja" ujar ku sambil menyodorkan sedotan kopi jaemin kearahnya. karena fokus kedepan, bibir jaemin bergerak dengan lucu mencari dimana sedotan kopinya, melihat tingkahnya membuat ku terkekeh dan segera mendekatkan sedotan tepat kearah bibirnya.
End POV
Tepat setelah gimba mereka berdua habis, Ayumi dan jaemin sampai ditempat tujuan. Ayumi segera turun dari mobil dan menghampiri sebuah meja yang terlihat duduk seorang wanita paruh baya.
" Jung Ahjumma! selamat pagi hehehe" sapa Ayumi ramah
" Pagi ayumi, tumben hari ini kau yang datang. dimana Hitomi?" tanya jung Ahjumma sambil menyerahkan kertas berisikan daftar belanjaan miliki sang ayah
" Hitomi sedang sakit, tangannya terkilir akibat pertandingan judo minggu lalu" jelasku sambil melihat daftar
"lalu dimana ayahmu? biasanya aku sudah mendengar suara tawanya dengan suami ku" tanya jung Ahjumma
" ah touchan, sedang ada urusan ditoko jadi aku datang dengan orang lain" jawab ayumi
" ohh begitu pantas saja. loh jaemin? tumben kemari ada apa?" tanya jung ahjumma
" aku datang mengantar ayumi, ahjuma" jawab jaemin sambil tersenyum
" loh? ahjuma kenal jaemin?" tanya ayumi sedikit mengalihkan perhatian kepada jaemin dan kembali terfokus pada kertasnya.
" tentu, sebelum hitomi yang pergi menemani ayahmu. dulu jaemin yang selalu datang bersama ayahmu" jawab jung ahjumma
" ohhhh... eh? gula putih dan gula merah? tumben touchan membeli ini. ahjumma apa touchan salah pesan? biasanya kami beli gula perkarung. kenapa ini perpack? dan hanya 10kg. apakah touchan salah pesan?" tany ayumi
"tidak, ayah mu tidak memesan gula. gula itu milik jaemin. ah iya jaemin. ayah ayumi berpesan padaku untuk menggabungkan pesanan mu. jadi kau hanya tinggal membawa pulang saja. dia sudah membayar semuanya" jelas jung ahjumma
" terimkasih ahjumma" jawab jaemin
Setelah ayumi memeriksa semua pesanan milik sang ayah, ia segera menandatangani kertas tersebut dan mulai mengangkat kardus berisikan coklat.
" hei..! apa yang kau lakukan ayumi?" tanya jung ahjuma
" tentu saja membawa ini kedalam mobil, apalagi ahjuma?" ujar ayumi bingung
" biar pegawaiku saja yang membawanya, biasanya juga ayahmu akan meminta pegawaiku membawanya, bahkan hitomi hanya mengangkat 1 kotak ceri" ujar ahjuma
" eh? " kata ayumi bingung, karena sudah lama sekali ia tidak datang kemari karena sibuk mengurus toko miliknya
" pegawai ditoko ku sudah banyak ayumi, tidak seperti dulu. karena kau sudah lama kemari jadi kau tak tau" jawab ahjumma " sudah sana kau ppulang, ayahmu pasti sudah menunggu" ujar jung ahjumma kembali sekalian mengusir mereka pulang dan tidak lupa menyerahkan sebungkus strawberry kepada ayumi dan sebungkus persik kepada Jaemin.
" kalau begitu kami pamit dulu ahjuma, samapi jumpa" ujar ayumi dan jaemin bersamaan.
di perjalanan menuju mobil, ayumi pun tersadar dengan pemikirannya yang sedaritadi bingung, kalau ada yang membantu membawakan barang kedalam mobil, kenapa ayahnya itu malah menyuruh jaemin dengan alasan tidak ada yang mengangkat barang berat. apakah ini hanya akal-akalan sang ayah saja? karena sudah kesal akan kenyataan itu, ayumi pun memilih melupakannya ya karena sudah terjadi juga.
perjalan pulang mereka tidaklah mengalami kemajuan, masih sunyi tidak adanya obrolan yang berlangsung. Hanya suara musik yang menemani perjalanan mereka. Karena tidak tau harus berbicara apa dengan jaemin, ayumi pun menyibukkan dirinya dengan handphonenya, sedangkan jaemin fokus dengan jalanan. tiba-tiba suara dering handphone Ayumi memecahkan keheningan.
" hallo touchan, ada apa?" tanya ayumi
"........"
" kami sudah mau sampai mungkin 10 menit lagi" jawab ayumi, " Apa?! kenapa touchan masih dirumah? lalu aku pergi dengan apa? aku sudah terlambat kalau harus pulang dulu untuk mengambil mobil" ujar ayumi sedikit kesal
"........"
" ish... arra arra~ pokoknya, pulang nanti touchan harus menjemputku" ucap ayumi sebal
setelah perdebatan kecil dengan sang ayah, ayumi segera menghubungi pegawai tokonya untuk menghandle sementara sampai ia sampai ke toko.
" hallo minjae-ya~ maaf aku akan sedikit ah tidak aku akan sangat terlambat karena harus mengurus toko orang tuaku dulu dan aku tidak membawa mobil. jadi mungkin akan memakan waktu, tolong saat nanti kurir datang, periksa barang yang datang. listnya aku taro dibuku hijau disamping kasir " ucap ayumi sedikit tidak enak kepada pegawai satu-satunya. ya memang toko bunga milik Ayumi masih tergolong baru, dan hanya memiliki 1 pegawai. tetapi syukurnya pesanan dari tokoknya tidaklah berhenti datang. yang membuat Ayumi berfikir untuk menambah 1 pegawai lagi, mengingat mereka berdua mulai kewalahan.
Setelah selesai dengan semua urusannya, tak terasa mobil yang dikendarai sudah sampai di samping toko, tempat barang-barang masuk. Ayumi segera bergegas turun dan memanggil pegawai untuk membantunya menurunkan barang-barang tersebut.
"qian gege" panggil ayumi sambil berjalan kearah asisten dapur sang ayah
" qian kkun gege" panggil ayumi lagi " gege, stock bahan sudah datang. boleh panggil beberapa orang untuk membantu aku menurunkan semuanya?" pinta ayumi
" ah hallo ayumi-chan" sapa kun " baiklah, kau kembalilah ke mobil, gege akan memanggil beberapa orang untuk membantu" lanjut kun
Ayumi segera kembali kemobil, dan melihat jaemin sedang menurun kan bebrapa barang dan dipindahkannya ke kereta dorong kecil agar mudah ditarik.
" jaemin tidak apa, biar aku saja yang mengerjakannya. nanti merepotkan mu" ujar ayumi sambil membantu jaemin membereskan barang
" tidak masalah ayumi, aku sudah sering membantu paman melakukan ini kok" ujar jaemin santai
Tak lama, kun datang dengan 3 orang pegawai lainnya untuk membantu membawa barang masuk kedalam. setelah semua barang dimasukkan kedalam toko, ayumi segera menyerahkan sisa tugas itu kepada Kun selaku asisten dapur sang ayah.
" kun gege, kalau begitu aku pergi dulu ya? aku harus segera ke toko" ujar ayumi sambil melambaikan tangannya dan bergegas pergi.
"hmm.. naik apa ya? kalau bus aku sudah terlewat 5menit yang lalu. harus menunggu 15meniit lagi. naik taksi, aplikasi ku sedang error" gumam ayumi
" ayumi" panggil Jaemin pelan
" eh iya? loh jaemin kau belum pulang?" tanya ayumi
"belum, tadi aku membereskan mobil dulu. kau ingin pergi ke toko? ini kunci mobilnya" ujar jaemin sambil menyerahkan kunci mobil kepada ayumi
" eh?! tidak-tidak nanti kau pulang naik apa? lagi pula aku tidak bisa mengendarai mobil touchan, terlalu besar untukku. aku naik kendaraan umum saja" sahut ku sambil menolak kunci yang jaemin berikan kepada ku.
"kalau begitu ayo ku antar, kau sudah terlambatkan pergi ketoko" ujar jaemin berjalan kearah mobil
" ah jaemin tidak usah, nanti merepotkan mu" sahut ayumi tidak enak masih berdiri ditempat.
" tidak masalah kok, lagi pula aku sekalian mengantar pulang mobil milik ayahmu. sudahlah kau akan semakin terlambat kalau terus menolak tawaran ku" ujar jaemin lagi
" hmmmmm ba-baiklah" ucap ayumi akhirnya, karena difikir benar juga ucapan jaemin. semakin lama mereka berdebat semakin terlambat ia datang ke toko.
sebenarnya jarak antara toko orang tuanya dan ayumi tidaklah jauh cukup 15 menit berkendara, hanya saja ketika menggunakan kendaraan umum, ia harus memutar sehingga butuh waktu 10menit lebih lama untuk sampai ditempatnya.
End POV
Jaemin POV
"dimana letak toko mu, ayumi? tanya ku sambil melajukan mobil
" eh? ah.. itu.. di blok XX tak jauh dari gudetama cafe" jawab ayumi gugup
tanpa menjawab, aku melajukan mobil menuju tujuan yang disebutkan oleh ayumi, seperti kejadian sebelum-belumnya keheningan menyelimuti kami sepanjang perjalanan. di tengah-tengah perjalanan, lagu NCT 127 -Limitless terputar, mengingatkan ku akan festival yang tadi kami bicarakan. Untuk memechakan keheningan aku mencoba untuk membuka percakapan menemani waktu kami yang sebentar ini menuju toko ayumi. oh ayolah walau hanya 15menit perjalanan, tetapi kalau hening seperti ini perjalanan terasa sangat lama bagi ku.
" hmm.... ayumi soal festival tadi. apakah kau ingin kesana besok? kulihat kau tertarik dengan NCT itu. apakah kau ingin menonton mereka besok? hmmm..... dengan ku?" tanya ku sedikit gugup sambil sesekali melirik kearah ayumi
" eh? hmmm festival ya" ujar ayumi sedikit ragu. dari gelagatnya aku merasa ia sangat ingin melihat boyband NCT itu, tapi entah kenapa ia merasa ragu. apakah karena aku mengajaknya pergi? entahlah.
" boleh... tapi aku tidak bisa pergi dari pagi. ada yang harus aku kerjakan di toko sampai sore" ujar ayumi
"Tidak masalah, besok festival akan berlangsung hingga larut malam, mengingat besok hari terakhir festival. kalau begitu sore hmmm pukul 4 aku akan menjemput mu di toko" jawab ku sambil tersenyum kecil karena ajakkan ku diterima olehnya.
" apa tidak merepotkan mu, kalau harus menjemput ku dulu?" tanya ayumi
" tidak masalah. aku sama sekali tak keberatan. toh aku sendiri yang menawari mu untuk dijemput. ah iya apakah aku harus belok disini atau didepan?" tanya ku agak sedikit bingung, karena jujur aku jarang melewati tempat ini.
" belokkan yang didepan, kita belok saat melewati palang telur gudetama didepan itu" jelas ayumi sambil menunjuk bulatan kuning tak jauh dari tempat kami
" baiklah" jawab ku mengikuti arah dari ayumi.
"toko yang berwarna tosca itu, yang ada bunga warna-warni di kacanya" kata ayumi menunjuk toko miliknya
mengikuti arahan dari ayumi, aku segera memberhentikan mobil tepat didepan toko milik ayumi.
" terimakasih jaemin sudah mengantar ku" ujar ayumi sesaat setalah kami sampai, ayumi segera membuka pintu dan entah kenapa aku langsung memegang pergelangan tanganya.
" hmm.. ayumi.. itu.. hmm nomor handphone. hmm boleh aku meminta nomor handphone mu untuk besok" ucap ku terbata-bata karena reaksi ku yang memegang tanganya tiba-tiba.
" eh?" kaget ayumi saat ku genggam tanganya " ah.. be-berikan handphone mu, aku akan menuliskan nomor ku" ujar ayumi lagi, dan dapat kulihat semburat merah muda tipis di kedua pipinya. ah sungguh manisnya ujarku dalam hati.
Aku segera memberikan handphhone ku kepadanya, dan ayumi segera menulis nomornya " ini, ka-kalau begitu aku pergi dulu terimakasih atas tumpanganya" ucap ayumi cepat dan langsung masuk kedalam toko.
aku langsung menyimpan nomor ayumi dengan nama 'Mi-chan'. ah panggilan masa kecilnya. jadi rindu memanggilnya seperti itu. tetapi karena kami menjadi canggung saat dewasa, aku jadi cukup segan memanggilnya seperti dulu. tanpa berlarut dengan kejadian tadi. aku langsung bergegas pulang untuk mengembalikan mobil dan mengerjakan pekerjaan yang sudah menunggu dengan manis dimeja kerja ku.
-continue-
udah lama gak update fanfic gini, jadi kangen nulis. kali ini aku balik bawa cerita dengan tokoh baru semoga kalian gak keberatan dengan tokoh baru yang aku pakai dalam cerita ini. #jaemin
Comments
Post a Comment