i'am psychopaths




Author: amai
Cast:  park yong ah (OCs) , And all kpop
Genre: thriller, romance (kayaknya), dark,  mistery, AU
Rating: PG-15
Length: oneshoot

-yong ah pov
          Hai, perkenalkan nama ku park yong ah, aku adalah seorang siswi sma, di sebuah sekolah. Kalian heran kan, kenapa aku tak menyebutkan aku dari sekolah mana? Pasti kalian berfikir, aku bersekolah di sebuah sekolah yang kumuh. Tentu tidak, alasan ku tak menyebutkan sekolah ku adalah, karena aku sering berpindah-pindah sekolah. Bukan karena aku nakal,berandal atau pun atas dasar pekerjaan orang tua, melainkan karena kelakuan ku.
          Dan pasti kalian juga heran, padahal aku tak berandal, tapi aku selalu pindah karena kelakuan ku. Kalian mau tau kelakuan ku apa? Ya, kelakuan ku adalah memutilasi orang, ah ani.. lebih tepatnya mengambil salah satu organ tubuh orang, dan membunuhnya. Pasti kalian ngerikan, yak karena aku adalah seorang physicopat. Dan inilah kisah ku.
-one day
“yong ah” panggil seorang teman ku dari meja kantin
“sandara, tak usah berteriak pun aku dengar” kata ku ketus
“hehehe, mian… habis sepertinya kau terlalu asyik dengan buku kesayangan mu itu” jawabnya cengegesan
“huh dasar, sudahlah aku lapar, ayo beli makanan” kata ku sambil memesan makanan
          Saat kami sedang asyik berbincang, datang lah seorang namja yang sangat tinggi, dan wajahnya tampak dewasa. Ya dia adalah Zhou mi, seorang namja yang sangat pintar dan elegan, itu pun menurutku.
“hai” sapa zhou mi
“hai” sapa ku sekenanya
“hai, zhou mi sunbae. Ada urusan apa?” Tanya sandara
“ah, tidak ada urusan, hanya saja semua bangku disini sudah sangat penuh, hanya tempat kalian lah yang masih kosong, boleh kah aku bergabung?” Tanya zhou mi sunbae
“em.. boleh saja.. yong ah, boleh kah?” Tanya sandara, karena sandara tau, kalau dia tak bertanya pada ku, aku pasti akan marah. Kenapa? Karena aku tak terlalu suka orang asing, walau itu sunbae atau hobae ku.
“emm.. silakan saja” jawab ku cuek dan meneruskan aktivitas ku
“gomawo” jawab zhou mi sunbae
          Tidak ada pembicaraan diantara kami bertiga, yang ada hanya kesunyian hingga sebuah teriakan mengenparkan satu kantin. Semua orang langsung berhamburan menuju lokasi, dimana seseorang itu berteriak.
“ada apa ini? Apakah ada….” Seru sandara ketakutan sembari mengengam tangan ku. Ya sandara memanga penakut, mendengar teriakan histeris saja, sudah nyaris membuatnya ketakutan.
“gwenchana dara, tak ada orang yang mati kok” kata ku menenagkan sembari berujar asal
“kyaa, yong ah kenapa kau berbicara seperti itu, aku takut” katanya semakin mempererat gengamannya
“ah mian, habis penyakit parno (?) mu itu gak sembuh-sembuh” jawab ku
“itu bukan penyakit tau, huh” kata sandara kesal
“ah, sudahlah ayo kesana” ajak ku, lebih tepatnya sih memaksanya ikut
“aniyo.. aku takut” kata sandara menarik dirinya
“kau mau ku tinggal? Tidakkan? Sudahlah ikut saja” kata ku
“tapi…” lirihnya
“aish.. kau ini. Oh ya ngomong-ngomong, zhou mi sunbae, kau mau ikut?” Tanya ku yang baru inget kalau zhou mi sunbae ada. #kebiasaan
“emm, boleh” jawab zhou mi sunbae
          Kami pun segera menuju tempat kejadian, disana ku lihat banyak sekali murid-murid yang melihat, dan langsung saja ku terobos murid-murid itu bersama dengan sandara. Saat sudah menerobos semua murid, kulihat, seorang siswa sedang terduduk ketakutan sambil menangis, ku lihat disampinganya ada boneka praktek ipa. What? Ada apa ini? Kenapa dia menangis? Memang boneka itu seram apa?. Segera ku dekati dia.
“hei, gwenchana” Tanya ku sembari member sapu tangan
“hiks..hiks…hiks…”
“hei, apa yang terjadi? Mengapa menagis? Dan ada apa dengan boneka itu?” Tanya ku
“hiksss….hiks…hikss…hiks…hiks…”
“hei!.. ada apa?” Tanya ku sedikit membentak, dan mengangkat dagunya
“berhentilah menangis, dan ceritakan mengapa kau berteriak tadi?” Tanya ku lembut
“hiks..hiks… aku…hiks.. hue..” katanya
“ sudahlah, tinggalkan dia, dari tadi kami sudah bertanya, yeoja itu hanya terus menangis” seru seseorang dengan suara menjengkelkan
“benar, aku sering melihat yeoja itu menangis tiba-tiba, yeoja itu gila” sahut seseorang yang sepertinya seorang yeoja juga.
Aku membalikan badan ku, melihat sumber suara. “ bisakah kalian diam saja, kalau kalian disini hanya untuk menonton, atau pun menghina yeoja ini, lebih baik kalian pergi” kata ku ketus
“cih, hobae macam apa kau, tidak sopan” kata yeoja pertama
“tak sopan? Justrus kalian yang membuatku menjadi lantang” jawab ku ketus
“APA KAU BILANG?!” seru yeoja kedua
“sudahlah, kalian jangan bertengkar, dan aku mohon, kalau kau hanya ingin menganggu, lebih baik kalian pergi” kata zhou mi sunbae bijak
“eh.. cih” kata mereka berdua pergi
“gomawo sunbae” jawab ku dengan senyum, dan kembali focus kepada yeoja tadi.
“mian, bisakah kau ceritakan kepada ku? Em… mungkin kalau kau tak mau berbicara disini, kita pindah saja” kata ku, dan yeoja itu menggeleng
“se…se..sebenarnya saat aku sedang berjalan, boneka praktek ini jatuh menimpaku,dengan kondisi berlumuran darah. Sudah beberapa hari ini kejadian ini terus berulang kepada ku saat berada disekolah” jelasnya, yang sudah mulai tenang
“benarkah? Sejak kapan kau mengalami ini? Dan, apakah kau punya suatu masalah dengan murid disini?” Tanya ku
“ne.. sejak 2minggu lalu, dan em….” Jawabnya ragu
“oke, gwenchana kau tak perlu cerita. Sekarang ikutlah dengan ku keruang uks.” Ajak ku
          Dengan ragu, yeoja itu mengikuti ku keruang uks bersama dengan sandara. Saat samapai di uks, langsung ku suruh yeoja itu berbaring untuk istirahat. Segera aku mencari obat penenang karena sepertinya yeoja itu sudah stress berat, dan sandara mengambilkan minuman hangat.
“ini, minumlah, supayakau tenang” kata sandara menyodorkan minum dan obat yang ada ditangan ku.
Setelah meminum obat itu, aku mulai sedikit-sedikit mengintrogasinya. “ em.. anyyeong park yong ah inmida, dan ini park sandara. nugu? Tanya ku
“ah… choi jinri inmida, panggil aku sulli saja” kata sulli
“bagaimana? Sudah baikan sulli?” Tanya ku basa-basi
“sudah, gomawo” jawab sulli tersenyum
“em… sulli~ah, mian sebelumnya bisa kah kau ceritakan kronologis kejadian yang meninpamu, beberapa waktu lalu, hingga sekarang” kata ku sedikit waspada
“ah, tak apa…em… jadi begini ceritanya seminggu sebelum kejadian ini berlangsung, ada seorang sunbae yang menyatakan cinta padaku, tapi aku menolaknya. Dan aku tak tau, apakah penyebabnya adalah sunbae itu, tau orang lain.” Jelas sulli
“oh jadi begitu, apakah kau kenal sunbae itu?” Tanya ku
“em… mian tapi aku tak mengenalnya. Dan aku tak terlalu tau ciri-cirinya, karena dia memakai penutup kepala, dan kacamata, lalu saat berbicara sunbae itu juga menunduk” jelasnya
“tapi apa benarkah, orang itu sunbae mu?” Tanya ku
“iya, tentu saja, aku melihat di lengan bajunya yang terpampang, jahitan kelasnya” jelas sulli lagi
“oh begitu, baiklah terimakasih, kalau terjadi seperti ini lagi, beri tahu guru, atau kalau kau takut, beri tahu aku atau sandara saja” kata ku
“ah, ne.. gomawo yong ah~sshi” kata sulli
          Setelah semua orang pulang, sekolah terasa sangat sepi. Dan karena hari sudah mulai gelap, aku mempercepat langkah ku menuju gerbang. Saat sedang melewati lorong, ku lihat zhou mi sunbae sedang berada di lab ipa. ‘sedang apa zhou mi sunbae disana?’ batin ku. Karena merasa diperhatikan, zhou mi sunbae membalikkan tubuhnya.
“eh, yong ah. Anyyeong” sapa zhou mi sunbae
“a…anyyeong sunbae” kata ku yang gugp karena ketahuan.
“sedang apa ku disini? Kenapa belum pulang?“ Tanya zhou mi sunbae yang sudah keluar dari lab dan berjalan bersama ku
“aku?.... aku sedang berjalan menuju gerbang dan kebetulan melihat mu. Aku habis mengerjakan tugas ku, karena tadi aku absen satu jam pelajaran” jelas ku
“oh begitu.wah mendung, yong ah mau kuantar?” Tanya zhou mi sunbae
“ah, tidak usah nanti menyusahkan mu” tolak ku
“gwenchana, lagi pula ini sudah sangat sore, dan sudah mendung, dimana rumah mu?” Tanya zhou mi sunbae
“rumah ku? Di komplek han blok g” jawab ku
“wah tak jauh dari rumah ku dong, aku juga di komplek han, tapi aku diblok a” kata zhou mi sunbae
“wah benarkah?  Kalau gitu ayo pulan” kata ku


“aku duluan ya, yong ah, hati-hati” kata zhou mi sunbae
“ah ne, hati-hati” kata ku
          Sudah 1 bulan kejadian itu menimpa sulli, dan aku sama sekali belum menemukan pelakunya. Pihak sekolah pun sampai angkat tangan soal ini. Ku dengar dari pihak sekolah, katanya kejadian ini sudah pernah terjadi sejak 3 tahun lalu. Ya berarti kejadian ini terjadi setahun sebelum aku masuk. Sudah beberapa kali sekolah menyelidiki dan hasilnya nihil. Malah yang terjadi adalah sang penyelidik ditemukan tewas, atau pun terkadang korban terror yang ditemukan tewas, dan kebanyakan korban terror adalah seorang yeoja. Dan bisa ku ambil kesimpulan untuk sementara, kalau pembunuh itu adalah seorang namja.
“hai” sapa seseorang menepuk pundakku
“zhou mi sunbae? Ada apa?” Tanya ku menutup buku cerita favorit ku
“tidak, kebetulan lewat saja. Sedang apa?” Tanya zhou mi sunbae
“hanya sedang duduk-duduk saja, dan menunggu sandara” jawab ku
“oh begitu, oh ya tadi aku bertemu dengan sanadara, dan ia mencari mu” kata zhou mi sunbae
“ah, gomawo. Kalau begitu aku pergi dulu, Permisi” kata ku, pergi meninggalkan zhou mi sunbae
“oke. Bye” katanya

“sanadara, kau lama menunngu” kata ku duduk disebelahnya
“tidak juga, aku juga baru dating, nih aku belikan jus anggur mix stroberi” katanya sambil menyeruput minumannya
“gomawo chingu” kata ku menyeruput jus kesukaan ku
          Hari sudah mulai sore, tinggal 1 mata pelajaran lagi yang harus kami pelajari sebelum pulang. Jam terakhir ku adalah ipa, dan hari ini ada praktek, jadi aku tak belajar dikelas melainkan di lab.
“kok jadinya gini? Kayaknya ada yang kurang?” Tanya sandara pada ku
“benar juga tapi apa? Em….. oalah, ternyata kita lupa memasukan glukosa kedalamnya (author ngasal)” kata ku mengecek catatan.
“ah benar juga. Pantas saja ada yang kurang” kata sandara
“ya sudah aku ambil dulu” kata ku
          Saat sedang mengambil glukosa dilemari penyimpan, aku merasa ada yang ganjal karena aku melihat boneka praktek ada yang hilang satu, dan salah satu boneka praktek ada yang sedikit kotor oleh oleh bercak merah yang kuperhatikan mirip darah. Sadar aku terlalu lama didepan lemari, segera saja aku kembali ketempat ku.
“ini” kata ku member botol kepada sandara
“gomawo…em…. Yong ah ada apa?” Tanya sandara melihat ku sedikit anuh
“ah, tidak, hanya merasa ganjal saja” jawab ku
“hah? Ganjal memang kenapa?” Tanya sandara sambil sibuk mengaduk bahan-bahan tadi
“tidak, hanya saja seperti ada yang ganjal dengan boneka praktek itu” kata ku
“boneka praktek? (melihat boneka praktek). Tidak ada apa-apa ah” kata nya
“coba kau perhatikan dulu, hitung jumlahnya” kata ku
“1,2…….9,10.. ada sepuluh? Eh tunggu, 1,2,3……9,10. Loh kok Cuma sepuluh?” Tanya sandara pada diri sendiri
“tuh kan bener Cuma ada sepuluh, kurang satu, dan seinget ku hari ini gak ada yang masuk ke lab ini, karena kunci selalu dipegang kang songsaenim” kata ku
“kang songsaenim juga baru datang tadi siang jam setengah dua, jadi tak mungkin” kata sandara menimpali
“hei kalian jangan ngobrol saja, sudah selesai belum?” tegur kang songsaenim
“sudah songsaenim, kami sudah selesai” kata ku menunjukkan hasil kerja kami
“em bagus, segera masukkan tempat pendingin” kata kang songsaenim sembari memasukkan nilai
“anu…mian songsaenim, aku ingin bertanya” kata ku
“ada apa nona park?”kang songsaenim
“apakah, sejak pagi ini ada yang masuk kesini?” Tanya ku
“em… tidak ada? Lagi pula kunci lab ini saya yang pengang, dan tidak ada laporan dari guru mana pun, kalau ada yang ingin memakai lab” jelas kang songsaenim
“oh begitu, lalu apakah boneka praktek ada yang sudah dibuang karena sudah tak bisa dipakai? Tanya sandara yang baru datang dari tempat penyimpanan
“boneka praktek? Tidak ada? Ada apa?” Tanya kang songsaenim
“ah, tidak hanya saja sepertinya boneka praktek berkurang satu” kata ku
“benarkah? (melihat boneka praktek) ah mungkin hanya perasaan kalian saja, tidak ada yang berkurang kok” kata kong songsaenim  berlalu pergi
“ah masa sih? Seingat ku, kemarin lusa, bonekanya ada sebelas, kenapa tinggal sepuluh” kata sandara sambil cuci tangan
“iya, aku juga sependapat dengan mu, sudahlah sebaiknya kita cepat, sebentar lagi bel pulang berbunyi” kata ku
“ah benar juga” kata sandara
          Kami mempercepat kegiatan cuci tangan (?) kami. Sepanjang koridor aku dan sandara mengobrol. Sedang asyik-asyiknya kami mengobrol tiba-tiba….
“KKYYAAAA” teriak seseorang
          Karena kaget, kami berdua langsung berlari menuju asal suara itu. Setelah sampai kesumber suara, kulihat sulli sedang menangis disana, langsung saja ku percepat lari ku menuju sulli.
“sulli” panggil kami mendengar suara kami, sulli langsung memeluk kami berdua. Dan tak lama datang lah murid-murid dan guru
“sulli, dari mana boneka itu datang?” Tanya ku
“dari arah belakang” jawab sulli masih dengan tangisnya
“gwenchana, sulli ada kami disini” kata ku melepas pelukkanya dan membiarkannya memeluk sandara
“yong ah, ada apa?” Tanya kang songsaenim
“terror itu, datang lagi” kata ku
“hah? Ya sudah sekarang cepat bawa sulli keruang kesehatan” suruh kang songsaenim
“ne baiklah” kata kami
“sekarang, semuanya bubar” kata kang songsaenim yang mengikuti kami
“dara, aku titip sulli pada mu. Aku ingin mencari sesuatu” bisik ku, dan dijawab dengan anggukan dari sandara
“songsaenim, mian aku ada urusan, aku pergi dulu” kata ku
“oh baiklah, hati-hati” kata kang songsaenim
          Segera ku langkahkan kaki ku mencari zhou mi sunbae. Kenapa aku mencarinnya? Karena, aku sedikit curiga padanya. Sudah beberapa hari ini aku melihatnya berada di lab, saat pulang sekolah. Di lab juga, zhou mi sunbae selalu melakukan hal yang sama, mengejakan sesuatu di dekat boneka praktek itu, saat aku jalan berdampingan dengannya untuk pulang, aku selalu mencium bau darah, yang samar-samar dan lumayan segar. Apalagi sehabis  terror yang meninpa sulli terjadi, pasti bau darah itu lebih segar.
          Darah segar? Ya, kenapa aku bisa mencium bau darah, walau itu Cuma setitik, karena sifat ku yang physicopat ini, aku sudah terbiasa mencium bau darah manusia. Tapi ada yang berbeda dengan darah, yang menempel di tubuh zhou mi sunbae, memang itu bau darah manusia, tapi bau darah itu agak berbeda, seperti campuran darah segar dan darah yang sudah di dinginkan atau diawetkan.
          Setelah nyaris 15menit mencari zhoumi sunbae, akhirnya aku menemukannya dilapangan, sedang duduk bersama chingu nya. Langsung saja ku hampiri zhou mi sunbae.
“zhou mi sunbae” sapa ku
“eh, yong ah, ada apa?” Tanya zhou mi sunbae
“em… hanya saja, nanti saat pulang mau menemani ku toko buku?” Tanya ku bohong
“tentu, tunggu saja aku digerbang” jawabnya
“wah,wah, mimi kau sudah punya yeoja toh” kata seorang temannya
“ani… dia yong ah hanya hobae saja kok” kata zhou mi sunbae
“benarkah?” Tanya temanya yang lain
“ne, itu benar zhou mi sunbae, hanya sunbae ku” kata ku
“tuh kalian dengarkan.” Kata zhou mi sunbae
“ya sudah kalau begitu, aku pergi dulu. Permisi” kata ku
          Setelah pergi dari lapangan, aku bisa bernafas lega, karena bau darah itu lebih menyengat dari biasanya. Sebenarnya aku sangat suka bau darah, tapi bau darah yang menempel ditubuh zhou mi sunbae, sangatlah aneh, membuat ku pusing. Sudah selesai mencari bukti, aku kembali ke uks untuk melihat keadaan sulli. Dan seperti janjinya tadi, zhou mi sunbae mengantar ku ke toko buku.
          Hari ini, aku ada pelajaran ipa, jadi kami belajar dilab lagi, untuk melanjut kan meneliti dari hasil percobaan kami. Karena kami sudah selesai meneliti dan mencatat semuanya, aku dan sandara membereskan semua, barang-barang yang tadi kami pakai. Selesai merapikan, aku merenggangkan tubuh ku, sambil melihat sekeliling, aku memukan hal yang ganjal kembali. Boneka pratek itu bertambah kembali menjadi sebelas, padahal kemarin jumlahnya hanya sepuluh.
“dara, coba deh kau pehatikan jumlah boneka itu. Kenapa jumlahnya jadi sebelah, padahal lusa jumlahnya sepuluh” kata ku
“eh, benarkah? (menatap boneka praktek) eh benar juga” kata sandara sepakat
“tuh kan benar, jangan-jangan itu boneka yang dipakai untuk meneror sulli” kata ku
“masa sih, iih serem banget” kata sandara bergidik ngeri
“berarti boneka itu banyak darahnya dong, atau jangan-jangan boneka itu ada arwahnya” kata ku sambil mengoda sandara
“kyaa, yong ah, kau jahat sekali sih. Aku kan takut” rajuknya
“haha, mian,mian… kan ada aku “ kata ku
“ada kau juga gak menjamin, bukannya menolongku, malah ikut menakutiku, huh” kata sandara manyun
“hehehe, kau tau saja. Aku kayak gitu kan biar penyakit parno mu sembuh” kata ku
“parno itu bukan penyakit tau. Sudahlah jangan dibahas, lebih baik kita makan saja. Aku lapar nih” kata ku
“baiklah, kajja” kata ku
          Di kantin aku dan sandara seperti orang belum makan 3hari, bagaimana tidak? Kami memesan nasi goreng, masing-masing 2mangkuk full. Minum pun kami sampai memesan 6 gelas. tapi itu tak akan membuat kami gendut. Aku heran kenapa bisa begitu, tapi aku bersyukur, jadi kalau makan banyak gak malas -__-.
“huaaah kenyang” seru ku sambil mengelus perut ku yang sudah full dengan nasi goreng
“same too.. kita bagaikan orang yang belum makan 3hari. hari ini tumben aku laper banget” kata sandara
“hahaha… aku juga heran… hehehe….eh kayaknya ada yang ketinggalan” kata ku meraba saku rok ku
“apa yang ketinggalan?” Tanya sandara
“kunci garasi rumah ku, sepertinya ketinggalan di saku jas lab ku. Aish babo, ya sudah aku ambil dulu ya” kata ku pada sandarac
“oke” kata sandara
          Sembari berjalan menuju lab, aku merutuki diri ku sendiri. Kalau sampai kunci itu hilang matilah aku, dimarahin sih enggak, tapi dibunuh iya. Karena semua orang dirumah sedang pergi, jadinya semua kunci rumah aku bawa, takut dimalingin sama pencuri. Gak logis memang, tapi mau bagaimana lagi, aku tetap harus membawa semua kunci rumah. Ku masukkan tangan ku kesaku rok, dan aku merasakan sesuatu, dan itu adalah kunci garasi ku. ‘aish babonya aku, kenapa tak sadar kalau kuncinya terselip-__-‘batin ku
          Saat sedang seru-serunya (?) merutuki diri-sendiri, kulihat zhoumi sunbae keluar dari lab sambil membawa tas besar. Karena penasaran ku ikuti saja. Kulihat zhou mi sunbae berjalan dengan sangat hati-hati, seakan waspada takut ada yang melihatnya. Aku mengikuti zhou mi sunbae sampai di taman, ku lihat sulli ada disana sedang duduk sendiri sambil membaca buku. TUNGGU, sulli?  jangan-jangan benar dugaan ku, yang sering meneror sulli adalah zhou mi sunbae. Aku bersembunyi dibalik tembok yang tak terlalu jauh dari zhou mi sunbae. Dan…
“KYAAAA” teriak sulli. Setelah melempar sulli, zhou mi sunbae pergi menghilang, ingin rasanya ku kejar dia. Tapi aku tak tega pada sulli, tak ada sandara disini. Jadi aku tak bisa mengejarnya.
“aish, sial” umpat ku, berlari mendekati sulli
“sulli, gwenchana” kata ku
“onnie, hiks…hiks..hiks..hiks..” tangis sulli sambil memelukku
“gwenchana sulli, sudah ada aku disini” kata ku menenangkan sulli
HEY!
Woo~~
Oh~ Chao ji chao ji de nü hai
Oh~ oh~ oh~ oh~
“yeobseo, sandara kau dimana?” Tanya ku to the point
“……………”
“baiklah, cepatlah ketaman” kata ku
“……………”
“baiklah, bawakan minuman yang hangat” perintah ku
“…….”
“oke.bye” kata ku
“sulli, apakah kau terluka?” Tanya ku, dan dijawab dengan gelengan kepala
“syukurlah, tak ada..  sekarang tenangkan dirimu” kata ku. tak berapa lama sandara datang
“yong ah, sulli~ah gwenchana?” Tanya sandara, sambil memberikan minuman hangat
          Setelah diberikan minum, keadaan sulli mulai membaik, ia sudah mulai tenang. Setelah tenang, aku dan sandara membawanya ke ruang guru, untuk di jaga. Karena pernah suatu hari, sulli tertimpa terror dua kali dalam sehari.
          Sulli dipulangkan lebih cepat dari biasanya, karena aku takut zhou mi sunbae melakukannya lagi. Jadi aku meminta pihak sekolah untuk mengijinkan sulli pulang. Sulli pulang besama sandara, karena oppa nya sulli tak bisa menjemput, jadinya aku suruh sandara mengantar nya, karena aku punya sedikit ‘urusan’.
          Seperti biasa, aku pulang bersama zhou mi sunbae. Tapi hari ini aku tak melewati lab, melainkan ke taman belakang, karena zhou mi sunbae sedang mengerjakan tugas bersama temanya. Saat aku datang zhou mi sunbae sedang merapikan peralatannya.
“sunbae, dimana teman mu?” Tanya ku membantu membereskan
“mereka sudah pulang, hari ini jadwal ku yang beres-beres” kata zhou mi sunbae
“huaaaaaaaaa, capek” seruku sambil menduduk kan diri dibawah pohon
“mian, yong ah jadi menyusahkan mu” kata zhou mi sunbae, duduk disebelah ku
“ah, gwenchana” kata ku tersenyum
          Saat sedang duduk untuk melepas lelah, mata ku melirik kesamping melihat zhou mi sunbae, kulihat wajah nya yang bagus, apa lagi bagian hidungnya membuat ku focus, tanpa berkedip. Tapi tiba-tiba semua sirna, mengingat kejadian yang menimpa sulli. Penyakit ku, sedikit kambuh. Tangan ku langsung mengambil pisau kecil yang berada disaku baju ku, ku arah tepat kedekat pinggangnya, dalam sekali tusukan, pisau itu sudah menancap di pinggang zhou mi sunbae, memang tak terasa, Karena aku sudah ahli, ku biarkan pisau itu menancap, sekaligus membiarkan racun yang ada dipisau itu menyebar didalam tubuh zhou mi sunbae. Selang beberapa menit, zhou mi sunbae sudah ambruk dengan keadaan berlumuran darah. Langsung saja ku tarik pisau itu, dan mengarahkannya ke wajah zhou mi sunbae. Ku majukan pisau ku tepat dikulitnya, setiap lekuk wajahnya keberi sedikit goresan pisau ku yang berlumuran darahnya, walau tak sampai menembus, hanya sedikit mengelupas kan kulitnya. Sudah puas mengores wajahnya, aku langsung saja ketujuan utama ku, mengambil hidungnya. Memang aneh, tapi aku hanya mengambil bagian tubuh yang menurut ku indah, contohnya seperti sekarang, hidung mancung nan indah milik zhou mi sunbae lah yang menurut ku indah. Sudah puas dengan ‘mainan’ ku, segera ku tinggalkan zhou mi sunbae. Tapi karena dia pernah baik pada ku, aku masih memberinya sedikit perhatian, kuperban bagian hidungnya untuk menutupi bekas pekerjaan ku.
          Aku pulang dengan keadaan seperti tidak terjadi apa-apa. Tapi hanya saja, ada yang berdeda dari ku, ya  ada sayatan pisau yang berada di dekat nadi ku. Setiap kali penyakit ku kambuh aku pasti akan menyiksa diriku setelah melakukan perbuatan yang sangat menyeramkan itu. Sudah banyak bekas pisau yang membekas di tangan ku, tapi aku tak peduli, karena sayatan pisau ini tak berarti, dibandingkan dengan perbuatan ku, apabila penyakit menyeram kan ku kambuh.
          Tiba-tiba hujan deras mengguyur kota seoul. Semua orang langsung berlari mencari tempat berlindung kecuali aku, aku terus berjalan menembus hujan, tak peduli dengan rasa sakit yang melanda pergelangan tangan ku. Tujuanku hanya pulang kerumah tak ada yang lain.
          Sesampainya dirumah, aku langsung ambruk diruang tamu, dan semuanya menjadi gelap. Saat aku bangun, aku sudah berada dikasur ku, dengan perban yang terbalut dipergelangan tanganku. Kepala ku juga pusing, dan cesss.. badan ku panas, aku demam.
Clek….
“kau sudah siuman rupanya, bagaimana? Ada yang sakit?” Tanya oppa ku
“hanya sedikit pusing, dan mata ku sedikit buram. Hanya itu oppa” jawab ku
“benarkah? Baguslah kalau begitu, kuat berdiri?” Tanya oppa ku
“kuat kok… ahk…”jerit ku karena saat berdiri tubuh ku sangat berat
“itu namanya tak kuat….kajja” kata oppa ku, lalu megendong ku ke bawah
“oemma kemana?” Tanya ku sambil menyendokan bubur kemulut ku
“oemma, sedang pergi kerumah halmoni. Nanti siang baru kembali” jelas oppa ku
“oh………..oppa….” kata ku
“ne, wae?” Tanya oppa ku
“apakah aku akan pindah sekolah lagi?” Tanya ku
“em….”
“mian oppa, aku jadi menyusahkan kalian. Karena penyakit ku ini” kata ku menunduk lesu
“hei,hei sudahlah ini bukan salah mu. Tak ada seorang pun yang ingin dilahirkan seperti itu. Sudahlah” kata oppa ku sambil memelukku
          Keesokan paginya zhoumi sunbae ditemukan dalam keadaan tewas. Pihak sekolah  langsung meliburkan murid-muridnya.seminggu setelah kejadian itu, sulli tak pernah diterror lagi. Dan aku pun sudah dipindahkan kesekolah yang baru.
          Sekarang aku dipindahkan kesebuah sekolah yang terkenal akan murid yang pandai bermusik. Orang tua ku tak memilih-milih sekolahyang bagus atau tidak. Pagi ini aku diantar sekolah oleh oppa ku. Yuchun oppa, selalu mengantarkan ku sekolah apabila aku baru pindah.
“baiklah, hati-hati ya disekolah. Kalau pergelangan tangan mu sakit segera hubungi oppa” ujar yuchun oppa
“arraso oppa. Sudahlah oppa sana berangkat, nanti kau terlambat kuliah” kata ku mendorongnny ke dalam mobil.
“ya sudah kalau gitu, pulangnya tunggu oppa digerbang. Oke?” kata yuchun oppa
“tidak usah oppa, aku bisa pulang sendiri sudahlah, oppa pikir aku anak usia tiga tahun apa? Sudah sana pergi” kata ku sambil mengusirnya pergi
          Setelah yuchun oppa pergi, aku segera mencari ruang guru. Cukup sulit juga untuk menemukan ruang guru, di sekolah ini. Padahal aku sudah mengikuti petunjuk yang ada, tapi tetap saja rasanya sulit, hingga….
Pluk..
“hei, sedang apa kau?” sapa seseoarang yang menepuk pundakku, dan ternyata adalah namja
“aku, sedang mencari ruang guru, padahal aku sudah mengikuti petunjuk, tapi tetap tak ketemu” jawab ku
“oh ruang guru. Kau murid baru ya?” Tanya namja itu
“ne. mia bisa kau beritahu jalannya?” pinta ku
“tentu saja. Oh ya henry lau inmida. Kau?” sapa henry
“park yong ah inmida, gomawo henry~sshi kau mau menunjukan jalannya” kata ku
“gwenchana, hei yong ah jangan terlalu formal panggil aku henry saja” kata henry
“ne, henry” kata ku
“kajja”

“em.. jadi kau park yong ah. Baiklah kau bisa masuk kelas sekarang, kelas mu di 11-3. Dan aku wali kelas mu jang songsaenim”kata jang songsaenim
“ne, baiklah jang songsaenim” kata ku
“oh ya henry, kenapa kau masih disini? Cepat masuk kelas” ucap jang songsaenim
“baiklah, ayo yong ah kajja” ajak henry
“eh tapi.. kelas kita…”
“tenag saja kita sekelah kok” kata henry member penjelasan
“hei, henry lau kau ini. Seenak nya saja, masuk kelas duluan sana” ucap jang songsaenim
“baiklah songsaenim”
Blaa,blaa,bla,balaa,blaa
Clek..
……
“pagi anak-anak” sapa jang songsaenim
“pagi songsaenim” sapa murid-murid serempak
“hari ini kita kedatangan murid baru, nona park silakan masuk” suruh jang songsaenim
“ne. anyyeong park yong ah inmida, aku pindahan dari SMA ….” kata ku
“baiklah, cukup segitu saja perkenalannya. Nona park anda bisa duduk di sebelah henry” ucap jang songsaenim
“ne, gomawo” ucap ku berjalan menuju meja ku

          Acara belajar-belajar nya disingkat aja ya, langsung ke bagian jam terakhir. aja.oke,oke,oke
“hei, dengar semuanya, hari ini jun songsaenim tak masuk, ia memberikan tugas halaman *** bab  ***” kata sasaki ketua kelas
          Setelah mendapat pemberitahuan, ada beberapa siswa yang mengerjakan tugas, ada juga yang bermain. Karena masih merasa asing, jadinya aku lebih memilih mengerjakan tugas.
“hei,hei,hei kau yong ah ya?  Kenal kan nama ku jung heechul” kata heechul
“ah, hai heechul~sshi” sapa ku balik
“hei, kenalkan choi minho inmida”
“hai, minho~sshi” sapa ku
“apa yang kalian lakukan terhadap yong ah?” Tanya henry
“kami tak melakukan apa-apa. Hei kenapa kau sok ngatur kami mochi” Tanya heechul
“aku tak mengatur kalian, aku hanya bertanya. Takutnya yong ah terjerat oleh keplayboy an kalian” jawab henry santai
“ish kau ini” kata minho menjitak kepala henry
“hahaha, sudahlah jangan bertengkar. Lebih baik kita mengerjakan tugas dari jun songsaenim” ajak ku agar mereka tak bertengkar.
“ah iya itu lebih baik” kata mereka bertiga
          Semakin lama, kami menjadi semakin dekat. Setiap sore aku selalu menemani henry di ruangan klub music. Aku sangat senang dengan permainan biola nya yang sangat indah. Henry pun sering mengajari ku bermain biola, walau susah tapi aku sangat senang.
          Pernah suatu hari aku nyaris memutuskan senar biola henry, dan untungnya itu tidak terjadi. Dan juga henry sangat sabar mengajari ku bermain biola.
“henry” panggil ku
……
“henry irona.” Kata ku sambil menguncang tubuhnya
“emm” gumam henry, ian pun membuka matanya
“henry, kenapa kau masih ada disini?” Tanya ku
“aku menunggu mu” jawabnya sambil mengucek mata
“untuk apa? Harusnya kan kau sudah pulang dari tadi kenapa kau menunggu ku. Ayo pulang” kata ku
“baiklah” kata nya
          Kami pulang naik bis yang sama, kebetulan arah pulang kami sama. Jadi kami sering pulang bareng.
          Ku lihat langit sudah berwarna oranye, dan burung-burung sudah berterbangan. Awan pun sudah sedikit merubah warna nya, angin pun tak mau kalah ia bertiup dengan kencang tapi nyaman.
Plukk…
Eh? Kulirik namja yang duduk disamping ku, lagi-lagi ia tertidur. Pasti ia sangat lelah dengan kegiatan yang menumpuk, karena harus menghadapi konser untuk acara sekolah minggu depan.
“henry.. irona. Kau sudah mau sampai” kata ku membangunkannya
“emm” gumam henry sambil mengucek matanya
“sudah mau sampai?” katanya masih setengah sadar
“ne… sudahlah sana cepat nanti terlewat” kata ku menyuruhnya berdiri
“baiklah. Sampai bertemu disekolah bye” katanya melambaikan tangan dan turun dari bis

“mari kita sambut henry lau” kata mc
          Henry pun naik keatas aula, disana ia sudah siap dengan biola kesayanganya. Ia mulai memaikan lagu (terserah kalian. Authornya bingung -___-“). Terdengar begitu lembut, aku saja sampai merinding. Tapi.. DEG…
‘gawat, penyakit ku kambuh lagi’batin ku
          Aku pun langsung panic, duduk ku pun menjadi tidak tenang. Yah beginilah aku, apabila penyakit ku ini kambuh aku menjadi gelisa. Aku takut tiba-tiba menyerang henry,  karena sudah beberapa waktu belakangan ini penyakit menyebalkan ku kambuh. Mata ku tak bisa berkedip melihat henry bermain biola. Apalagi melihat jantungnya (?) yang indah (?). ingin rasanya aku mengambil jantungnya yang indah itu, tapi aku tak bisa, aku tak mungkin membunuhnya, henry terlalu baik.
          Selesai henry tampil, aku segera kabur ketaman belakang karena tak kuat.i padahal kami ber 4 (aku,henry,minho,heechul) sudah berjanji untuk makan bersama. Sebernarnya sih ditraktir henry. Tapi takut terjadi apa-apa jadinya aku menenangkan diri dulu.
Sorry,sorry,sorry
“yeobseo” kata ku
“………”
“ah.. aku? Ada ditaman belakang. Wae henry~ya?” tanya ku
“…….”
“ne.. aku tunggu”
TBC…
mian, kalau kepanjangan dan aneh bin gak jelas.. tapi ini asli buatan saya... hehe maaf juga kalau tbc nya gak tepat :3. oke aku mohon jangan ada plagiat , makasih :D

Comments

Popular Posts