i'am psychopaths
Author: amai
Cast: park yong ah (OCs) , And all kpop
Genre: thriller, romance
(kayaknya), dark, mistery, AU
Rating: PG-15
Length: oneshoot
Poster by ahnjunkyong.wordpress.com
-yong ah pov
Hai,
perkenalkan nama ku park yong ah, aku adalah seorang siswi sma, di sebuah
sekolah. Kalian heran kan, kenapa aku tak menyebutkan aku dari sekolah mana?
Pasti kalian berfikir, aku bersekolah di sebuah sekolah yang kumuh. Tentu
tidak, alasan ku tak menyebutkan sekolah ku adalah, karena aku sering berpindah-pindah
sekolah. Bukan karena aku nakal,berandal atau pun atas dasar pekerjaan orang
tua, melainkan karena kelakuan ku.
Dan pasti kalian juga heran, padahal aku tak berandal, tapi
aku selalu pindah karena kelakuan ku. Kalian mau tau kelakuan ku apa? Ya,
kelakuan ku adalah memutilasi orang, ah ani.. lebih tepatnya mengambil salah
satu organ tubuh orang, dan membunuhnya. Pasti kalian ngerikan, yak karena aku
adalah seorang physicopat. Dan inilah kisah ku.
-one day
“yong ah” panggil seorang
teman ku dari meja kantin
“sandara, tak usah
berteriak pun aku dengar” kata ku ketus
“hehehe, mian… habis
sepertinya kau terlalu asyik dengan buku kesayangan mu itu” jawabnya cengegesan
“huh dasar, sudahlah aku
lapar, ayo beli makanan” kata ku sambil memesan makanan
Saat kami sedang asyik berbincang, datang lah seorang namja
yang sangat tinggi, dan wajahnya tampak dewasa. Ya dia adalah Zhou mi, seorang
namja yang sangat pintar dan elegan, itu pun menurutku.
“hai” sapa zhou mi
“hai” sapa ku sekenanya
“hai, zhou mi sunbae. Ada
urusan apa?” Tanya sandara
“ah, tidak ada urusan,
hanya saja semua bangku disini sudah sangat penuh, hanya tempat kalian lah yang
masih kosong, boleh kah aku bergabung?” Tanya zhou mi sunbae
“em.. boleh saja.. yong ah,
boleh kah?” Tanya sandara, karena sandara tau, kalau dia tak bertanya pada ku,
aku pasti akan marah. Kenapa? Karena aku tak terlalu suka orang asing, walau
itu sunbae atau hobae ku.
“emm.. silakan saja” jawab
ku cuek dan meneruskan aktivitas ku
“gomawo” jawab zhou mi
sunbae
Tidak ada pembicaraan diantara kami bertiga, yang ada hanya
kesunyian hingga sebuah teriakan mengenparkan satu kantin. Semua orang langsung
berhamburan menuju lokasi, dimana seseorang itu berteriak.
“ada apa ini? Apakah ada….”
Seru sandara ketakutan sembari mengengam tangan ku. Ya sandara memanga penakut,
mendengar teriakan histeris saja, sudah nyaris membuatnya ketakutan.
“gwenchana dara, tak ada
orang yang mati kok” kata ku menenagkan sembari berujar asal
“kyaa, yong ah kenapa kau
berbicara seperti itu, aku takut” katanya semakin mempererat gengamannya
“ah mian, habis penyakit
parno (?) mu itu gak sembuh-sembuh” jawab ku
“itu bukan penyakit tau,
huh” kata sandara kesal
“ah, sudahlah ayo kesana”
ajak ku, lebih tepatnya sih memaksanya ikut
“aniyo.. aku takut” kata sandara
menarik dirinya
“kau mau ku tinggal?
Tidakkan? Sudahlah ikut saja” kata ku
“tapi…” lirihnya
“aish.. kau ini. Oh ya
ngomong-ngomong, zhou mi sunbae, kau mau ikut?” Tanya ku yang baru inget kalau
zhou mi sunbae ada. #kebiasaan
“emm, boleh” jawab zhou mi
sunbae
Kami pun segera menuju tempat kejadian, disana ku lihat
banyak sekali murid-murid yang melihat, dan langsung saja ku terobos
murid-murid itu bersama dengan sandara. Saat sudah menerobos semua murid,
kulihat, seorang siswa sedang terduduk ketakutan sambil menangis, ku lihat
disampinganya ada boneka praktek ipa. What? Ada apa ini? Kenapa dia menangis?
Memang boneka itu seram apa?. Segera ku dekati dia.
“hei, gwenchana” Tanya ku
sembari member sapu tangan
“hiks..hiks…hiks…”
“hei, apa yang terjadi? Mengapa
menagis? Dan ada apa dengan boneka itu?” Tanya ku
“hiksss….hiks…hikss…hiks…hiks…”
“hei!.. ada apa?” Tanya ku
sedikit membentak, dan mengangkat dagunya
“berhentilah menangis, dan
ceritakan mengapa kau berteriak tadi?” Tanya ku lembut
“hiks..hiks… aku…hiks..
hue..” katanya
“ sudahlah, tinggalkan dia,
dari tadi kami sudah bertanya, yeoja itu hanya terus menangis” seru seseorang
dengan suara menjengkelkan
“benar, aku sering melihat
yeoja itu menangis tiba-tiba, yeoja itu gila” sahut seseorang yang sepertinya
seorang yeoja juga.
Aku membalikan badan ku,
melihat sumber suara. “ bisakah kalian diam saja, kalau kalian disini hanya
untuk menonton, atau pun menghina yeoja ini, lebih baik kalian pergi” kata ku
ketus
“cih, hobae macam apa kau,
tidak sopan” kata yeoja pertama
“tak sopan? Justrus kalian
yang membuatku menjadi lantang” jawab ku ketus
“APA KAU BILANG?!” seru
yeoja kedua
“sudahlah, kalian jangan
bertengkar, dan aku mohon, kalau kau hanya ingin menganggu, lebih baik kalian
pergi” kata zhou mi sunbae bijak
“eh.. cih” kata mereka
berdua pergi
“gomawo sunbae” jawab ku
dengan senyum, dan kembali focus kepada yeoja tadi.
“mian, bisakah kau
ceritakan kepada ku? Em… mungkin kalau kau tak mau berbicara disini, kita
pindah saja” kata ku, dan yeoja itu menggeleng
“se…se..sebenarnya saat aku
sedang berjalan, boneka praktek ini jatuh menimpaku,dengan kondisi berlumuran
darah. Sudah beberapa hari ini kejadian ini terus berulang kepada ku saat
berada disekolah” jelasnya, yang sudah mulai tenang
“benarkah? Sejak kapan kau
mengalami ini? Dan, apakah kau punya suatu masalah dengan murid disini?” Tanya
ku
“ne.. sejak 2minggu lalu,
dan em….” Jawabnya ragu
“oke, gwenchana kau tak perlu
cerita. Sekarang ikutlah dengan ku keruang uks.” Ajak ku
Dengan ragu, yeoja itu mengikuti ku keruang uks bersama
dengan sandara. Saat samapai di uks, langsung ku suruh yeoja itu berbaring
untuk istirahat. Segera aku mencari obat penenang karena sepertinya yeoja itu
sudah stress berat, dan sandara mengambilkan minuman hangat.
“ini, minumlah, supayakau
tenang” kata sandara menyodorkan minum dan obat yang ada ditangan ku.
Setelah meminum obat itu,
aku mulai sedikit-sedikit mengintrogasinya. “ em.. anyyeong park yong ah
inmida, dan ini park sandara. nugu? Tanya ku
“ah… choi jinri inmida,
panggil aku sulli saja” kata sulli
“bagaimana? Sudah baikan
sulli?” Tanya ku basa-basi
“sudah, gomawo” jawab sulli
tersenyum
“em… sulli~ah, mian
sebelumnya bisa kah kau ceritakan kronologis kejadian yang meninpamu, beberapa
waktu lalu, hingga sekarang” kata ku sedikit waspada
“ah, tak apa…em… jadi
begini ceritanya seminggu sebelum kejadian ini berlangsung, ada seorang sunbae
yang menyatakan cinta padaku, tapi aku menolaknya. Dan aku tak tau, apakah
penyebabnya adalah sunbae itu, tau orang lain.” Jelas sulli
“oh jadi begitu, apakah kau
kenal sunbae itu?” Tanya ku
“em… mian tapi aku tak
mengenalnya. Dan aku tak terlalu tau ciri-cirinya, karena dia memakai penutup
kepala, dan kacamata, lalu saat berbicara sunbae itu juga menunduk” jelasnya
“tapi apa benarkah, orang
itu sunbae mu?” Tanya ku
“iya, tentu saja, aku
melihat di lengan bajunya yang terpampang, jahitan kelasnya” jelas sulli lagi
“oh begitu, baiklah
terimakasih, kalau terjadi seperti ini lagi, beri tahu guru, atau kalau kau
takut, beri tahu aku atau sandara saja” kata ku
“ah, ne.. gomawo yong
ah~sshi” kata sulli
Setelah semua orang pulang, sekolah terasa sangat sepi. Dan
karena hari sudah mulai gelap, aku mempercepat langkah ku menuju gerbang. Saat
sedang melewati lorong, ku lihat zhou mi sunbae sedang berada di lab ipa.
‘sedang apa zhou mi sunbae disana?’ batin ku. Karena merasa diperhatikan, zhou
mi sunbae membalikkan tubuhnya.
“eh, yong ah. Anyyeong”
sapa zhou mi sunbae
“a…anyyeong sunbae” kata ku
yang gugp karena ketahuan.
“sedang apa ku disini?
Kenapa belum pulang?“ Tanya zhou mi sunbae yang sudah keluar dari lab dan
berjalan bersama ku
“aku?.... aku sedang
berjalan menuju gerbang dan kebetulan melihat mu. Aku habis mengerjakan tugas
ku, karena tadi aku absen satu jam pelajaran” jelas ku
“oh begitu.wah mendung,
yong ah mau kuantar?” Tanya zhou mi sunbae
“ah, tidak usah nanti
menyusahkan mu” tolak ku
“gwenchana, lagi pula ini
sudah sangat sore, dan sudah mendung, dimana rumah mu?” Tanya zhou mi sunbae
“rumah ku? Di komplek han
blok g” jawab ku
“wah tak jauh dari rumah ku
dong, aku juga di komplek han, tapi aku diblok a” kata zhou mi sunbae
“wah benarkah? Kalau gitu ayo pulan” kata ku
“aku duluan ya, yong ah,
hati-hati” kata zhou mi sunbae
“ah ne, hati-hati” kata ku
Sudah 1 bulan kejadian itu menimpa sulli, dan aku sama
sekali belum menemukan pelakunya. Pihak sekolah pun sampai angkat tangan soal
ini. Ku dengar dari pihak sekolah, katanya kejadian ini sudah pernah terjadi
sejak 3 tahun lalu. Ya berarti kejadian ini terjadi setahun sebelum aku masuk.
Sudah beberapa kali sekolah menyelidiki dan hasilnya nihil. Malah yang terjadi
adalah sang penyelidik ditemukan tewas, atau pun terkadang korban terror yang
ditemukan tewas, dan kebanyakan korban terror adalah seorang yeoja. Dan bisa ku
ambil kesimpulan untuk sementara, kalau pembunuh itu adalah seorang namja.
“hai” sapa seseorang
menepuk pundakku
“zhou mi sunbae? Ada apa?”
Tanya ku menutup buku cerita favorit ku
“tidak, kebetulan lewat
saja. Sedang apa?” Tanya zhou mi sunbae
“hanya sedang duduk-duduk
saja, dan menunggu sandara” jawab ku
“oh begitu, oh ya tadi aku
bertemu dengan sanadara, dan ia mencari mu” kata zhou mi sunbae
“ah, gomawo. Kalau begitu
aku pergi dulu, Permisi” kata ku, pergi meninggalkan zhou mi sunbae
“oke. Bye” katanya
“sanadara, kau lama menunngu”
kata ku duduk disebelahnya
“tidak juga, aku juga baru
dating, nih aku belikan jus anggur mix stroberi” katanya sambil menyeruput
minumannya
“gomawo chingu” kata ku
menyeruput jus kesukaan ku
Hari sudah mulai sore, tinggal 1 mata pelajaran lagi yang
harus kami pelajari sebelum pulang. Jam terakhir ku adalah ipa, dan hari ini
ada praktek, jadi aku tak belajar dikelas melainkan di lab.
“kok jadinya gini? Kayaknya
ada yang kurang?” Tanya sandara pada ku
“benar juga tapi apa? Em…..
oalah, ternyata kita lupa memasukan glukosa kedalamnya (author ngasal)” kata ku
mengecek catatan.
“ah benar juga. Pantas saja
ada yang kurang” kata sandara
“ya sudah aku ambil dulu”
kata ku
Saat sedang mengambil glukosa dilemari penyimpan, aku
merasa ada yang ganjal karena aku melihat boneka praktek ada yang hilang satu,
dan salah satu boneka praktek ada yang sedikit kotor oleh oleh bercak merah
yang kuperhatikan mirip darah. Sadar aku terlalu lama didepan lemari, segera
saja aku kembali ketempat ku.
“ini” kata ku member botol
kepada sandara
“gomawo…em…. Yong ah ada
apa?” Tanya sandara melihat ku sedikit anuh
“ah, tidak, hanya merasa
ganjal saja” jawab ku
“hah? Ganjal memang
kenapa?” Tanya sandara sambil sibuk mengaduk bahan-bahan tadi
“tidak, hanya saja seperti
ada yang ganjal dengan boneka praktek itu” kata ku
“boneka praktek? (melihat
boneka praktek). Tidak ada apa-apa ah” kata nya
“coba kau perhatikan dulu,
hitung jumlahnya” kata ku
“1,2…….9,10.. ada sepuluh?
Eh tunggu, 1,2,3……9,10. Loh kok Cuma sepuluh?” Tanya sandara pada diri sendiri
“tuh kan bener Cuma ada
sepuluh, kurang satu, dan seinget ku hari ini gak ada yang masuk ke lab ini,
karena kunci selalu dipegang kang songsaenim” kata ku
“kang songsaenim juga baru
datang tadi siang jam setengah dua, jadi tak mungkin” kata sandara menimpali
“hei kalian jangan ngobrol saja,
sudah selesai belum?” tegur kang songsaenim
“sudah songsaenim, kami
sudah selesai” kata ku menunjukkan hasil kerja kami
“em bagus, segera masukkan
tempat pendingin” kata kang songsaenim sembari memasukkan nilai
“anu…mian songsaenim, aku
ingin bertanya” kata ku
“ada apa nona park?”kang
songsaenim
“apakah, sejak pagi ini ada
yang masuk kesini?” Tanya ku
“em… tidak ada? Lagi pula
kunci lab ini saya yang pengang, dan tidak ada laporan dari guru mana pun,
kalau ada yang ingin memakai lab” jelas kang songsaenim
“oh begitu, lalu apakah
boneka praktek ada yang sudah dibuang karena sudah tak bisa dipakai? Tanya
sandara yang baru datang dari tempat penyimpanan
“boneka praktek? Tidak ada?
Ada apa?” Tanya kang songsaenim
“ah, tidak hanya saja
sepertinya boneka praktek berkurang satu” kata ku
“benarkah? (melihat boneka
praktek) ah mungkin hanya perasaan kalian saja, tidak ada yang berkurang kok”
kata kong songsaenim berlalu pergi
“ah masa sih? Seingat ku,
kemarin lusa, bonekanya ada sebelas, kenapa tinggal sepuluh” kata sandara
sambil cuci tangan
“iya, aku juga sependapat
dengan mu, sudahlah sebaiknya kita cepat, sebentar lagi bel pulang berbunyi”
kata ku
“ah benar juga” kata
sandara
Kami mempercepat kegiatan cuci tangan (?) kami. Sepanjang
koridor aku dan sandara mengobrol. Sedang asyik-asyiknya kami mengobrol
tiba-tiba….
“KKYYAAAA” teriak seseorang
Karena kaget, kami berdua langsung berlari menuju asal
suara itu. Setelah sampai kesumber suara, kulihat sulli sedang menangis disana,
langsung saja ku percepat lari ku menuju sulli.
“sulli” panggil kami
mendengar suara kami, sulli langsung memeluk kami berdua. Dan tak lama datang
lah murid-murid dan guru
“sulli, dari mana boneka
itu datang?” Tanya ku
“dari arah belakang” jawab
sulli masih dengan tangisnya
“gwenchana, sulli ada kami
disini” kata ku melepas pelukkanya dan membiarkannya memeluk sandara
“yong ah, ada apa?” Tanya
kang songsaenim
“terror itu, datang lagi”
kata ku
“hah? Ya sudah sekarang
cepat bawa sulli keruang kesehatan” suruh kang songsaenim
“ne baiklah” kata kami
“sekarang, semuanya bubar”
kata kang songsaenim yang mengikuti kami
“dara, aku titip sulli pada
mu. Aku ingin mencari sesuatu” bisik ku, dan dijawab dengan anggukan dari
sandara
“songsaenim, mian aku ada
urusan, aku pergi dulu” kata ku
“oh baiklah, hati-hati”
kata kang songsaenim
Segera ku langkahkan kaki ku mencari zhou mi sunbae. Kenapa
aku mencarinnya? Karena, aku sedikit curiga padanya. Sudah beberapa hari ini
aku melihatnya berada di lab, saat pulang sekolah. Di lab juga, zhou mi sunbae
selalu melakukan hal yang sama, mengejakan sesuatu di dekat boneka praktek itu,
saat aku jalan berdampingan dengannya untuk pulang, aku selalu mencium bau
darah, yang samar-samar dan lumayan segar. Apalagi sehabis terror yang meninpa sulli terjadi, pasti bau
darah itu lebih segar.
Darah segar? Ya, kenapa aku bisa mencium bau darah, walau
itu Cuma setitik, karena sifat ku yang physicopat ini, aku sudah terbiasa
mencium bau darah manusia. Tapi ada yang berbeda dengan darah, yang menempel di
tubuh zhou mi sunbae, memang itu bau darah manusia, tapi bau darah itu agak
berbeda, seperti campuran darah segar dan darah yang sudah di dinginkan atau
diawetkan.
Setelah nyaris 15menit mencari zhoumi sunbae, akhirnya aku
menemukannya dilapangan, sedang duduk bersama chingu nya. Langsung saja ku
hampiri zhou mi sunbae.
“zhou mi sunbae” sapa ku
“eh, yong ah, ada apa?”
Tanya zhou mi sunbae
“em… hanya saja, nanti saat
pulang mau menemani ku toko buku?” Tanya ku bohong
“tentu, tunggu saja aku
digerbang” jawabnya
“wah,wah, mimi kau sudah
punya yeoja toh” kata seorang temannya
“ani… dia yong ah hanya
hobae saja kok” kata zhou mi sunbae
“benarkah?” Tanya temanya
yang lain
“ne, itu benar zhou mi
sunbae, hanya sunbae ku” kata ku
“tuh kalian dengarkan.”
Kata zhou mi sunbae
“ya sudah kalau begitu, aku
pergi dulu. Permisi” kata ku
Setelah pergi dari lapangan, aku bisa bernafas lega, karena
bau darah itu lebih menyengat dari biasanya. Sebenarnya aku sangat suka bau
darah, tapi bau darah yang menempel ditubuh zhou mi sunbae, sangatlah aneh,
membuat ku pusing. Sudah selesai mencari bukti, aku kembali ke uks untuk
melihat keadaan sulli. Dan seperti janjinya tadi, zhou mi sunbae mengantar ku
ke toko buku.
Hari ini, aku ada pelajaran ipa, jadi kami belajar dilab
lagi, untuk melanjut kan meneliti dari hasil percobaan kami. Karena kami sudah
selesai meneliti dan mencatat semuanya, aku dan sandara membereskan semua,
barang-barang yang tadi kami pakai. Selesai merapikan, aku merenggangkan tubuh
ku, sambil melihat sekeliling, aku memukan hal yang ganjal kembali. Boneka
pratek itu bertambah kembali menjadi sebelas, padahal kemarin jumlahnya hanya
sepuluh.
“dara, coba deh kau
pehatikan jumlah boneka itu. Kenapa jumlahnya jadi sebelah, padahal lusa
jumlahnya sepuluh” kata ku
“eh, benarkah? (menatap
boneka praktek) eh benar juga” kata sandara sepakat
“tuh kan benar,
jangan-jangan itu boneka yang dipakai untuk meneror sulli” kata ku
“masa sih, iih serem
banget” kata sandara bergidik ngeri
“berarti boneka itu banyak
darahnya dong, atau jangan-jangan boneka itu ada arwahnya” kata ku sambil
mengoda sandara
“kyaa, yong ah, kau jahat
sekali sih. Aku kan takut” rajuknya
“haha, mian,mian… kan ada
aku “ kata ku
“ada kau juga gak menjamin,
bukannya menolongku, malah ikut menakutiku, huh” kata sandara manyun
“hehehe, kau tau saja. Aku
kayak gitu kan biar penyakit parno mu sembuh” kata ku
“parno itu bukan penyakit
tau. Sudahlah jangan dibahas, lebih baik kita makan saja. Aku lapar nih” kata
ku
“baiklah, kajja” kata ku
Di kantin aku dan sandara seperti orang belum makan 3hari,
bagaimana tidak? Kami memesan nasi goreng, masing-masing 2mangkuk full. Minum
pun kami sampai memesan 6 gelas. tapi itu tak akan membuat kami gendut. Aku
heran kenapa bisa begitu, tapi aku bersyukur, jadi kalau makan banyak gak malas
-__-.
“huaaah kenyang” seru ku
sambil mengelus perut ku yang sudah full dengan nasi goreng
“same too.. kita bagaikan
orang yang belum makan 3hari. hari ini tumben aku laper banget” kata sandara
“hahaha… aku juga heran… hehehe….eh
kayaknya ada yang ketinggalan” kata ku meraba saku rok ku
“apa yang ketinggalan?”
Tanya sandara
“kunci garasi rumah ku,
sepertinya ketinggalan di saku jas lab ku. Aish babo, ya sudah aku ambil dulu
ya” kata ku pada sandarac
“oke” kata sandara
Sembari berjalan menuju lab, aku merutuki diri ku sendiri.
Kalau sampai kunci itu hilang matilah aku, dimarahin sih enggak, tapi dibunuh
iya. Karena semua orang dirumah sedang pergi, jadinya semua kunci rumah aku
bawa, takut dimalingin sama pencuri. Gak logis memang, tapi mau bagaimana lagi,
aku tetap harus membawa semua kunci rumah. Ku masukkan tangan ku kesaku rok,
dan aku merasakan sesuatu, dan itu adalah kunci garasi ku. ‘aish babonya aku,
kenapa tak sadar kalau kuncinya terselip-__-‘batin ku
Saat sedang seru-serunya (?) merutuki diri-sendiri, kulihat
zhoumi sunbae keluar dari lab sambil membawa tas besar. Karena penasaran ku
ikuti saja. Kulihat zhou mi sunbae berjalan dengan sangat hati-hati, seakan
waspada takut ada yang melihatnya. Aku mengikuti zhou mi sunbae sampai di
taman, ku lihat sulli ada disana sedang duduk sendiri sambil membaca buku.
TUNGGU, sulli? jangan-jangan benar
dugaan ku, yang sering meneror sulli adalah zhou mi sunbae. Aku bersembunyi
dibalik tembok yang tak terlalu jauh dari zhou mi sunbae. Dan…
“KYAAAA” teriak sulli.
Setelah melempar sulli, zhou mi sunbae pergi menghilang, ingin rasanya ku kejar
dia. Tapi aku tak tega pada sulli, tak ada sandara disini. Jadi aku tak bisa
mengejarnya.
“aish, sial” umpat ku,
berlari mendekati sulli
“sulli, gwenchana” kata ku
“onnie,
hiks…hiks..hiks..hiks..” tangis sulli sambil memelukku
“gwenchana sulli, sudah ada
aku disini” kata ku menenangkan sulli
HEY!
Woo~~
Oh~ Chao ji chao ji de nü hai
Woo~~
Oh~ Chao ji chao ji de nü hai
Oh~ oh~ oh~ oh~
“yeobseo, sandara kau
dimana?” Tanya ku to the point
“……………”
“baiklah, cepatlah ketaman”
kata ku
“……………”
“baiklah, bawakan minuman
yang hangat” perintah ku
“…….”
“oke.bye” kata ku
“sulli, apakah kau
terluka?” Tanya ku, dan dijawab dengan gelengan kepala
“syukurlah, tak ada.. sekarang tenangkan dirimu” kata ku. tak
berapa lama sandara datang
“yong ah, sulli~ah
gwenchana?” Tanya sandara, sambil memberikan minuman hangat
Setelah diberikan minum, keadaan sulli mulai membaik, ia
sudah mulai tenang. Setelah tenang, aku dan sandara membawanya ke ruang guru,
untuk di jaga. Karena pernah suatu hari, sulli tertimpa terror dua kali dalam
sehari.
Sulli dipulangkan lebih cepat dari biasanya, karena aku
takut zhou mi sunbae melakukannya lagi. Jadi aku meminta pihak sekolah untuk
mengijinkan sulli pulang. Sulli pulang besama sandara, karena oppa nya sulli
tak bisa menjemput, jadinya aku suruh sandara mengantar nya, karena aku punya
sedikit ‘urusan’.
Seperti biasa, aku pulang bersama zhou mi sunbae. Tapi hari
ini aku tak melewati lab, melainkan ke taman belakang, karena zhou mi sunbae
sedang mengerjakan tugas bersama temanya. Saat aku datang zhou mi sunbae sedang
merapikan peralatannya.
“sunbae, dimana teman mu?”
Tanya ku membantu membereskan
“mereka sudah pulang, hari
ini jadwal ku yang beres-beres” kata zhou mi sunbae
“huaaaaaaaaa, capek” seruku
sambil menduduk kan diri dibawah pohon
“mian, yong ah jadi
menyusahkan mu” kata zhou mi sunbae, duduk disebelah ku
“ah, gwenchana” kata ku
tersenyum
Saat sedang duduk untuk melepas lelah, mata ku melirik
kesamping melihat zhou mi sunbae, kulihat wajah nya yang bagus, apa lagi bagian
hidungnya membuat ku focus, tanpa berkedip. Tapi tiba-tiba semua sirna,
mengingat kejadian yang menimpa sulli. Penyakit ku, sedikit kambuh. Tangan ku
langsung mengambil pisau kecil yang berada disaku baju ku, ku arah tepat
kedekat pinggangnya, dalam sekali tusukan, pisau itu sudah menancap di pinggang
zhou mi sunbae, memang tak terasa, Karena aku sudah ahli, ku biarkan pisau itu
menancap, sekaligus membiarkan racun yang ada dipisau itu menyebar didalam
tubuh zhou mi sunbae. Selang beberapa menit, zhou mi sunbae sudah ambruk dengan
keadaan berlumuran darah. Langsung saja ku tarik pisau itu, dan mengarahkannya
ke wajah zhou mi sunbae. Ku majukan pisau ku tepat dikulitnya, setiap lekuk
wajahnya keberi sedikit goresan pisau ku yang berlumuran darahnya, walau tak
sampai menembus, hanya sedikit mengelupas kan kulitnya. Sudah puas mengores
wajahnya, aku langsung saja ketujuan utama ku, mengambil hidungnya. Memang
aneh, tapi aku hanya mengambil bagian tubuh yang menurut ku indah, contohnya
seperti sekarang, hidung mancung nan indah milik zhou mi sunbae lah yang
menurut ku indah. Sudah puas dengan ‘mainan’ ku, segera ku tinggalkan zhou mi
sunbae. Tapi karena dia pernah baik pada ku, aku masih memberinya sedikit
perhatian, kuperban bagian hidungnya untuk menutupi bekas pekerjaan ku.
Aku pulang dengan keadaan seperti tidak terjadi apa-apa.
Tapi hanya saja, ada yang berdeda dari ku, ya
ada sayatan pisau yang berada di dekat nadi ku. Setiap kali penyakit ku
kambuh aku pasti akan menyiksa diriku setelah melakukan perbuatan yang sangat
menyeramkan itu. Sudah banyak bekas pisau yang membekas di tangan ku, tapi aku
tak peduli, karena sayatan pisau ini tak berarti, dibandingkan dengan perbuatan
ku, apabila penyakit menyeram kan ku kambuh.
Tiba-tiba hujan deras mengguyur kota seoul. Semua orang
langsung berlari mencari tempat berlindung kecuali aku, aku terus berjalan
menembus hujan, tak peduli dengan rasa sakit yang melanda pergelangan tangan
ku. Tujuanku hanya pulang kerumah tak ada yang lain.
Sesampainya dirumah, aku langsung ambruk diruang tamu, dan
semuanya menjadi gelap. Saat aku bangun, aku sudah berada dikasur ku, dengan
perban yang terbalut dipergelangan tanganku. Kepala ku juga pusing, dan cesss..
badan ku panas, aku demam.
Clek….
“kau sudah siuman rupanya,
bagaimana? Ada yang sakit?” Tanya oppa ku
“hanya sedikit pusing, dan
mata ku sedikit buram. Hanya itu oppa” jawab ku
“benarkah? Baguslah kalau
begitu, kuat berdiri?” Tanya oppa ku
“kuat kok… ahk…”jerit ku
karena saat berdiri tubuh ku sangat berat
“itu namanya tak
kuat….kajja” kata oppa ku, lalu megendong ku ke bawah
“oemma kemana?” Tanya ku
sambil menyendokan bubur kemulut ku
“oemma, sedang pergi
kerumah halmoni. Nanti siang baru kembali” jelas oppa ku
“oh………..oppa….” kata ku
“ne, wae?” Tanya oppa ku
“apakah aku akan pindah
sekolah lagi?” Tanya ku
“em….”
“mian oppa, aku jadi
menyusahkan kalian. Karena penyakit ku ini” kata ku menunduk lesu
“hei,hei sudahlah ini bukan
salah mu. Tak ada seorang pun yang ingin dilahirkan seperti itu. Sudahlah” kata
oppa ku sambil memelukku
Keesokan paginya zhoumi sunbae ditemukan dalam keadaan
tewas. Pihak sekolah langsung meliburkan
murid-muridnya.seminggu setelah kejadian itu, sulli tak pernah diterror lagi.
Dan aku pun sudah dipindahkan kesekolah yang baru.
Sekarang aku dipindahkan kesebuah sekolah yang terkenal
akan murid yang pandai bermusik. Orang tua ku tak memilih-milih sekolahyang
bagus atau tidak. Pagi ini aku diantar sekolah oleh oppa ku. Yuchun oppa,
selalu mengantarkan ku sekolah apabila aku baru pindah.
“baiklah, hati-hati ya
disekolah. Kalau pergelangan tangan mu sakit segera hubungi oppa” ujar yuchun
oppa
“arraso oppa. Sudahlah oppa
sana berangkat, nanti kau terlambat kuliah” kata ku mendorongnny ke dalam
mobil.
“ya sudah kalau gitu,
pulangnya tunggu oppa digerbang. Oke?” kata yuchun oppa
“tidak usah oppa, aku bisa
pulang sendiri sudahlah, oppa pikir aku anak usia tiga tahun apa? Sudah sana
pergi” kata ku sambil mengusirnya pergi
Setelah yuchun oppa pergi, aku segera mencari ruang guru.
Cukup sulit juga untuk menemukan ruang guru, di sekolah ini. Padahal aku sudah
mengikuti petunjuk yang ada, tapi tetap saja rasanya sulit, hingga….
Pluk..
“hei, sedang apa kau?” sapa
seseoarang yang menepuk pundakku, dan ternyata adalah namja
“aku, sedang mencari ruang
guru, padahal aku sudah mengikuti petunjuk, tapi tetap tak ketemu” jawab ku
“oh ruang guru. Kau murid
baru ya?” Tanya namja itu
“ne. mia bisa kau beritahu
jalannya?” pinta ku
“tentu saja. Oh ya henry
lau inmida. Kau?” sapa henry
“park yong ah inmida,
gomawo henry~sshi kau mau menunjukan jalannya” kata ku
“gwenchana, hei yong ah
jangan terlalu formal panggil aku henry saja” kata henry
“ne, henry” kata ku
“kajja”
“em.. jadi kau park yong
ah. Baiklah kau bisa masuk kelas sekarang, kelas mu di 11-3. Dan aku wali kelas
mu jang songsaenim”kata jang songsaenim
“ne, baiklah jang
songsaenim” kata ku
“oh ya henry, kenapa kau
masih disini? Cepat masuk kelas” ucap jang songsaenim
“baiklah, ayo yong ah
kajja” ajak henry
“eh tapi.. kelas kita…”
“tenag saja kita sekelah
kok” kata henry member penjelasan
“hei, henry lau kau ini.
Seenak nya saja, masuk kelas duluan sana” ucap jang songsaenim
“baiklah songsaenim”
Blaa,blaa,bla,balaa,blaa
Clek..
……
“pagi anak-anak” sapa jang
songsaenim
“pagi songsaenim” sapa
murid-murid serempak
“hari ini kita kedatangan
murid baru, nona park silakan masuk” suruh jang songsaenim
“ne. anyyeong park yong ah
inmida, aku pindahan dari SMA ….” kata ku
“baiklah, cukup segitu saja
perkenalannya. Nona park anda bisa duduk di sebelah henry” ucap jang songsaenim
“ne, gomawo” ucap ku
berjalan menuju meja ku
Acara belajar-belajar nya disingkat aja ya, langsung ke
bagian jam terakhir. aja.oke,oke,oke
“hei, dengar semuanya, hari
ini jun songsaenim tak masuk, ia memberikan tugas halaman *** bab ***” kata sasaki ketua kelas
Setelah mendapat pemberitahuan, ada beberapa siswa yang
mengerjakan tugas, ada juga yang bermain. Karena masih merasa asing, jadinya
aku lebih memilih mengerjakan tugas.
“hei,hei,hei kau yong ah
ya? Kenal kan nama ku jung heechul” kata
heechul
“ah, hai heechul~sshi” sapa
ku balik
“hei, kenalkan choi minho
inmida”
“hai, minho~sshi” sapa ku
“apa yang kalian lakukan
terhadap yong ah?” Tanya henry
“kami tak melakukan
apa-apa. Hei kenapa kau sok ngatur kami mochi” Tanya heechul
“aku tak mengatur kalian,
aku hanya bertanya. Takutnya yong ah terjerat oleh keplayboy an kalian” jawab
henry santai
“ish kau ini” kata minho
menjitak kepala henry
“hahaha, sudahlah jangan
bertengkar. Lebih baik kita mengerjakan tugas dari jun songsaenim” ajak ku agar
mereka tak bertengkar.
“ah iya itu lebih baik”
kata mereka bertiga
Semakin
lama, kami menjadi semakin dekat. Setiap sore aku selalu menemani henry di
ruangan klub music. Aku sangat senang dengan permainan biola nya yang sangat
indah. Henry pun sering mengajari ku bermain biola, walau susah tapi aku sangat
senang.
Pernah suatu hari aku nyaris memutuskan senar biola henry,
dan untungnya itu tidak terjadi. Dan juga henry sangat sabar mengajari ku
bermain biola.
“henry” panggil ku
……
“henry irona.” Kata ku
sambil menguncang tubuhnya
“emm” gumam henry, ian pun
membuka matanya
“henry, kenapa kau masih
ada disini?” Tanya ku
“aku menunggu mu” jawabnya
sambil mengucek mata
“untuk apa? Harusnya kan
kau sudah pulang dari tadi kenapa kau menunggu ku. Ayo pulang” kata ku
“baiklah” kata nya
Kami pulang naik bis yang sama, kebetulan arah pulang kami
sama. Jadi kami sering pulang bareng.
Ku lihat langit sudah berwarna oranye, dan burung-burung
sudah berterbangan. Awan pun sudah sedikit merubah warna nya, angin pun tak mau
kalah ia bertiup dengan kencang tapi nyaman.
Plukk…
Eh?
Kulirik namja yang duduk disamping ku, lagi-lagi ia tertidur. Pasti ia sangat
lelah dengan kegiatan yang menumpuk, karena harus menghadapi konser untuk acara
sekolah minggu depan.
“henry.. irona. Kau sudah
mau sampai” kata ku membangunkannya
“emm” gumam henry sambil
mengucek matanya
“sudah mau sampai?” katanya
masih setengah sadar
“ne… sudahlah sana cepat
nanti terlewat” kata ku menyuruhnya berdiri
“baiklah. Sampai bertemu
disekolah bye” katanya melambaikan tangan dan turun dari bis
“mari kita sambut henry
lau” kata mc
Henry pun naik keatas aula, disana ia sudah siap dengan
biola kesayanganya. Ia mulai memaikan lagu (terserah kalian. Authornya bingung
-___-“). Terdengar begitu lembut, aku saja sampai merinding. Tapi.. DEG…
‘gawat, penyakit ku kambuh
lagi’batin ku
Aku pun langsung panic, duduk ku pun menjadi tidak tenang.
Yah beginilah aku, apabila penyakit ku ini kambuh aku menjadi gelisa. Aku takut
tiba-tiba menyerang henry, karena sudah
beberapa waktu belakangan ini penyakit menyebalkan ku kambuh. Mata ku tak bisa
berkedip melihat henry bermain biola. Apalagi melihat jantungnya (?) yang indah
(?). ingin rasanya aku mengambil jantungnya yang indah itu, tapi aku tak bisa,
aku tak mungkin membunuhnya, henry terlalu baik.
Selesai henry tampil, aku segera kabur ketaman belakang
karena tak kuat.i padahal kami ber 4 (aku,henry,minho,heechul) sudah berjanji
untuk makan bersama. Sebernarnya sih ditraktir henry. Tapi takut terjadi
apa-apa jadinya aku menenangkan diri dulu.
Sorry,sorry,sorry
“yeobseo” kata ku
“………”
“ah.. aku? Ada ditaman
belakang. Wae henry~ya?” tanya ku
“…….”
“ne.. aku tunggu”
TBC…
Comments
Post a Comment